Mohon tunggu...
Dewi Uny Widya H.N
Dewi Uny Widya H.N Mohon Tunggu... Guru - Mengajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menyukai membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Istiqomah dalam Kebaikan "Tegar Menapaki Jalan Kebijaksanaan"

7 November 2022   08:33 Diperbarui: 7 November 2022   08:46 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi by PEXELS/Thirdman 

Istiqomah Dalam Kebaikan "Tegar menapaki jalan kebijaksaan"


Pentingnya merawat nilai nilai kebajikan, Istiqomah dalam kebaikan, Imam Nawawi berkata " bahwasannya seseorang jika terbiasa mengerjakan kebaikan maka hendaknya mengekalkannya (Istiqomah menjalankannya)." Misalnya jika kita sudah terbiasa mengerjakan hal hal sunah seperti halnya sunah yang yang mengiringi ibadah wajib maka hendaknya ia menjaga kebiasaan baik semacam itu. Dan jika ketika kita sudah terbiasa melaksanakannya maka hendaknya kita menjaganya agar tetap terbiasa, Nabi Muhammad Saw telah memberikan petunjuknya bahwasanya beliau melakukan amal secara terus menerus dan berkesinambungan (Istiqomah) mengerjakannya secara kontinu dan berkelanjutan. Ketika kita sudah menyukai amalan tersebut lalu meninggalkannya secara perlahan kita akan semakin asing dari kebaikan itu bahkan tidak menutup kemungkinan yang semula senang menjalankannya namun dikemudian hari berubah menjadi membencinya, inilah dampak buruk jika tidak Istiqomah dalam kebaikan.
"Mundur sesudah maju adalah lebih buruk dari pada tidak maju Seandainya engkau belum memulai melakukan kebaikan tentulah hal itu akan lebih ringan dari pada engkau telah melakukannya namun kemudian engkau tinggalkan amalan baik tersebut"
Terkait dengan sikap Istiqomah Allah menjelaskan dalam firman-Nya


" Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu diantaramu disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu dan sesungguhnya dihari kiamat akan dijelaskanNya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu (An-Nahl : 93)


Penafsiran ayat diatas merupakan bentuk perumpamaan bagi orang orang yang melanggar janjinya setelah dia menguatkannya yang dimaksud dengan ankaatsan ialah menguraikan dengan hebat, atau kamu menjadi orang orang yang melanggar janji. Sedangkan Imam Nawawi memaknai ayat tersebut dengan keterangan "janganlah kalian seperti wanita pemintal yang memintaku kain wol lalu tatkala ia sudah memintal dan membaguskannya ia robek robek dan menguraikannya janganlah seperti itu tetapi hendaknya kalian tetap dan berkesinambungan terhadap apa yang telah kalian lakukan, Istiqomah dalam mengerjakan hal hal yang baik dan bernilai positif.


Menjaga amal kebajikan agar tetap terjaga dalam diri kita tentulah bukan pekerjaan yang mudah, terkadang kita kerap tersindir dengan kalimat kalimat yang menghangatkan telinga "awalnya penuh gairah dan semangat tapi ujungnya tak berdaya" karya dan kreatifitas seperti apa yang bisa dibanggakan oleh kita yang tidak memiliki sikap Istiqomah? Kebanggaan macam apa yang bisa ditampilkan oleh kita apa bila tidak memiliki pendirian dan sikap konsistensi dalam amal kebaikan? Maka wajar apabila Rosulullah Saw selalu mengingatkan kita sebagai umatnya agar meninggalkan sikap inkonsistensi atau tidak Istiqomah. Saat seseorang bisa konsisten, kemampuannya dalam melakukan sesuatu akan makin terasah dan andal. Itulah mengapa penting bisa menjadi seseorang yang mempunyai konsistensi.


Terlebih lagi, dalam melakukan suatu pekerjaan terkadang seseorang dituntut untuk bertindak konsisten. Hal itu dikarenakan tindakan yang konsisten dianggap sebagai satu di antara kunci kesuksesan "Karakter terhormat dikembangkan melalui konsistensi dalam disiplin diri dan pengendalian diri." - Anil Kumar Sinha.
Semoga bermanfaat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun