Mohon tunggu...
Dewi Uny Widya H.N
Dewi Uny Widya H.N Mohon Tunggu... Guru - Mengajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menyukai membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebuah Rasa yang Tak Pernah Selesai

20 Oktober 2022   21:06 Diperbarui: 20 Oktober 2022   21:18 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: perempuan senja.retorika.id

Sebuah Rasa Yang Tak Pernah Selesai

Bagaimana bisa sebuah rasa yang mencoba untuk melawan takdir tidak hanyut dalam sungai kepiluan ketika dengan segenap jiwa ia mengerahkan semua kekuatan kecuali ia hanya akan sia sia. Namun bukan berarti ia lantas gagal dengan harapannya, karena sebuah kesulitan itu tidak akan kekal abadi selama ia masih Sudi untuk bersabar dan berkeyakinan bahwa semua yang terjadi adalah dibawah kehendak-Nya. 

Cukup katakan apa yang dirasa "jika apapun yang kita miliki saat ini telah membuat kita begitu menderita maka suatu saat nanti kita akan mensyukurinya" mungkin saat ini kita sempat membenci dengan apa yang terjadi pada diri kita, kita tidak menyukai keadaan kita saat ini, tapi percayalah apapun yang terjadi pada diri kita saat ini bagaimanapun keadaannya adalah hal terbaik yang memang sudah seharusnya kita terima, karena kita tidak pernah tahu hal terbaik seperti apakah yang pantas kita alami menurut versi-Nya. 

Kalau disuruh untuk memilih tentu kita akan memilih hal hal yang indah saja yang terjadi pada diri dan kehidupan kita. Itu kalau menurut versi diri kita sendiri, tanpa sebuah keberanian untuk mengatasi setiap masalah atau melampaui musibah kita tidak akan pernah mengerti potensi diri kita yang sesungguhnya, karena keberhasilan tidak diukur dari sesuatu yang telah kita raih, seperti halnya memiliki rumah mewah, mobil, gaji yang besar, atau memiliki banyak aset lainnya, namun dari kegagalan yang telah kita hadapi dan keberanian yang mendorong kita untuk tetap berjuang melawan rintangan yang bertubuh tubi. 

Bukankah kita tahu yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang, dan yang memisahkan kita dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Maka dari itu tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan, karena keberhasilan harus diperjuangkan.

"Dan orang orang yang bersabar dalam kesempitan, penderitaan,dan dalam peperangan mereka itulah orang orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang orang yang bertakwa"

Hati yang senantiasa lapang akan selalu tenang saat menghadapi apapun, dalam hukum kekekalan energi disebutkan bahwa energi tidak akan pernah hilang, energi hanya berubah bentuk, berarti tidak ada sesuatu yang bisa hilang, ada baiknya Kita belajar dari filosofi hidup Anand Krishna, menurutnya Kita harus merubah cara memandang kehidupan, kelahiran bukanlah titik awal kehidupan, begitu pula kematian bukanlah titik akhir kehidupan. Pertemuan dan perpisahan merupakan dua sisi kepingan uang logam yang sama, yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain.

Semoga bermanfaat, semoga tidak ada lagi hati yang berlarut dengan kekecewaan .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Salah Arah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun