Mohon tunggu...
Dewi Uny Widya H.N
Dewi Uny Widya H.N Mohon Tunggu... Guru - Mengajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menyukai membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebuah Aliran Seni yang Lahir dari Seorang Raden Syahid

12 Oktober 2022   14:24 Diperbarui: 12 Oktober 2022   14:30 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : laduni.id

Sebuah Aliran Seni Yang Lahir Dari Seorang Raden Mas Syahid


Menurut banyak versi masa remaja Raden Syahid sangat nakal dan sulit dikendalikan. Raden Syahid pernah diusir dari istana karena ketahuan menjarah hasil bumi orang tuanya sendiri. Sehingga beliau dijuluki Raden Loka Jaya. Raden Syahid semakin leluasa karena kesaktiannya yang luar biasa waktu itu belum ada yang bisa menandinginya kecuali sunan Bonang. Hanya sunan Bonang yang sanggup membuat hati Raden Syahid luluh dan kagum terhadap karomah yang dimilikinya. Kekaguman Raden Syahid inilah yang mengantarkannya menjadi murid sunan Bonang namun, sunan Bonang mau menerima menjadi murid asal Raden Syahid sanggup menjaga tongkatnya ditepi kali (sungai). Setelah beberapa tahun sunan Bonang kembali ke sungai tersebut dan mendapati Raden Syahid masih berada di sungai tersebut dan setia menjaga tongkat sunan Bonang. Inilah kenapa Raden Syahid diberi gelar sunan Kalijaga yang artinya sunan penjaga tongkat didekat kali. Raden Syahid kemudian diangkat menjadi anggota Walisongo bersama Raden Makdhum Ibrahim (sunan Bonang), Raden Paku (sunan Giri), dan Raden Qosim (sunan Drajat) pada tahun 1463. Wilayah dakwahnya berada di daerah Kadilangu, Demak Jawa Tengah.
Ajaran sunan Kalijaga menjadi rujukan para ulama dan menjadi panutan umat muslim di Jawa. Beliau salah satu wali yang memprakarsai ajaran Islam berbasis Tauhid yang dikombinasikan dengan tradisi budaya Jawa. Oleh karena itu, ajaran ajaran sunan kali jaga lebih dekat dan diterima oleh masyarakat. Diantara ajaran ajaran sunan kali jaga adalah :
Menciptakan Tradisi Qurban di Demak
Tradisi yang diadopsi dari "upacara korban Rajaweda" yang kemudian oleh sunan Kalijaga tradisi tersebut diberi sentuhan keislaman dengan syarat syarat yang sudah ditentukan misalnya hewan yang diqurban kan adalah hewan ternak seperti kerbau, sapi, dan kambing yang sehat, gemuk dan tidak cacat dan disembelih seusai shalat Idhul Adha, darah dari hewan yang sudah disembelih dibuang dan daging nya dibagi bagikan kepada fakir miskin atau yatim piatu dengan tujuan disedekahkan sebagai sarana rasa syukur kepada Allah SWT.
Pengajar Agama Yang Mencintai Kesenian
Kecintaannya terhadap tradisi dan kesenian Jawa ini membuat hati diri sunan Kalijaga ini lebih elegan dari pada yang lain dengan penampilan yang njawani tapi tidak ketinggalan, justru sunan Kalijaga berhasil menyerap tradisi Jawa kemudian dipadukan dengan ruh keislaman sehingga masyarakat berduyun duyun masuk Islam secara suka rela tanpa paksaan.
Pencipta Filosofi Jawa Islam
Diantaranya tentang filosofi luku dan pacul yang memanfaatkan alat alat pertanian yang digunakan masyarakat. Luku dan pacul dikenal luas oleh masyarakat petani sebagai lambang kemakmuran. Maksud dari ajaran filosofi luku dan pacul adalah : luku terdiri atas tujuh bagian yaitu :
Pegangan yang artinya orang yang mempunyai cita cita harus memiliki pegangan hidup yaitu alQuran dan Hadist
Pancadan, mancad artinya jika sudah mempunyai pegangan maka segeralah bertindak dan jangan ditunda tunda
Tanding artinya setelah bertindak harus membanding bandingkan dan memilih yang dianggap lebih baik
Singkat artinya metu saja ing akal yang artinya setelah dipikir, dibandingkan, dan diteliti maka ditarik kesimpulan cara apa yang dapat untuk mencapainya
Kajen artinya kesawijen yaitu kesatuan atau pemusatan akal (fokus)
Olang Aling artinya sesuatu yang menutupi sudah hilang atau cita cita sudah nampak bayangannya
Racuk artinya ngarah ing pucuk yaitu menghendaki derajat yang paling tinggi
Pacul, terdiri atas tiga bagian yaitu :
Pacul singkatan dari ngipatakekang muncul, artinya dalam mengejar cita cita tentu muncul godaan yang harus disingkirkan
Bawak, singkatan dari obahing awak atau menggerakkan badan, semua godaan harus dihadapi dengan kerja keras
Doran, singkatan dari ndedongo ing pangeran atau berdoa kepada Tuhan, upaya mengejar cita cita tidak hanya cukup dengan usaha saja, melainkan harus dengan berdoa kepada Allah SWT.
Berkat ajaran sunan Kalijaga inilah lahir tradisi tradisi keislaman yang sampai sekarang masih dilanggengkan diantaranya adalah tradisi nanggap wayang, nyadran, qurban, syawalan tahlilan dan lain sebagainya. Tradisi semacam inilah yang ternyata dapat menyatukan umat Islam sehingga dapat memperkuat ajaran Ahlussunah Waljamaah.
Semoga bermanfaat ......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun