Ramadan bulan yang penuh dengan suka cita, dalam bulan ini seluruh umat muslim di dunia merayakan bulan yang begitu mulia ini.
Banyak tokoh agama, para ustad dan ustadzah menjadi kebanjiran job di acara televisi. Tentunya dengan kedatangan mereka memberi manfaat yang luar biasa, salah satu contohnya adalah menjadikan kita lebih mengerti dengan ilmu agama atau memberikan dakwah yang berguna seputar kehidupan umat muslim.
Dakwah bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah.
Nah sehubungan dengan bulan ramadhan ini, saya akan memberikan sedikit rangkuman tentang para ustad dan gaya bahasanya dalam berdakwah.
1) Ustad Sholmed
Ustad yang memiliki nama asli Shaleh Mahmud ini, termasuk ustad yang sedang naik daun saat ini.
Berbagai prestasi sudah dia dapat saat ini. Salah satu contoh adalah pada tahun 2000, ia pernah menyabet gelar Juara Umum Lomba Pidato Ceramah tingkat Nasional.
Prestasi itulah yang membuatnya percaya diri saat menyampaikan ayat-ayat Allah.
Bahasa yang digunakan Ustad Sholmed mudah dipahami pendengar dan cara penyampaiannya yang terkesan baik.
Berkat kemampuannya dalam berdakwah dan juga diberi tampang yang lumayan ganteng, Ustad Sholmed mampu menarik para pendengar.
Itu terbukti bahwa Ustad Sholmed pernah mengisi program TV, bintang iklan, dan menjajahi sinetron religi juga.
2) Ustad M. Nur Maulana
Gaya yang riang dan juga selalu diselingi dengan humor-humor segar membuatnya sangat digemari oleh publik.
Hal itu dapat dibuktikan dengan padatnya jadwal ceramahnya di berbagai kota di Tanah Air.
Selain itu ia juga kini jadi bintang iklan produk komersil.
Bahasa yang digunakan baik dan boleh dikatakan unik dan jenaka.
Karena pada setiap kesempatan dia memberikan dakwah, pendengar selalu tidak luput dari gelak tawa saat mendengarkannya.
Ustad Maulana mengaku banyak belajar Islam melalui buku-buku tentang keislaman, media masa, dan beragam literatur lainnya.
Sedangkan humor-humor yang digunakan untuk pelengkap dakwahnya, diperolehnya dari membaca koran, majalah dan televisi.
Dengan kelucuan-kelucuan khas Ustad Maulana, mampu memberi warna baru dunia dakwah di tanah air.
3) Ustad Cilik Guntur Bumi
Julukan itu diperoleh dari kyai besar yang juga mantan Presiden RI, almarhum KH Abdurahman Wahid (Gus Dur).
Nama asli yang sebenarnya adalah Muhammad Susilo Wibowo.
Cara berdakwah Ustad Cilik Guntur Bumi menggunakan bahasa yang baik dan mudah di pahami.
Namanya semakin dikenal setelah menikah dengan artis Puput Melati.
4) Ustad Jefry Al-Buchory
Ustad yang biasa dijuluki Uje ini mempunyai gaya dakwahnya yang khas dan dikemas dengan bahasa anak muda membuatnya mendapat julukan ustad gaul.
Sedikit kisah tentang masa lalunya, Uje berdakwah pertama kali di sebuah masjid di Mangga Dua.
Pipik Dian Irawati, istrinya, menuliskan teks dakwah yang mesti disampaikan saat itu.
Uje juga menyampaikan dakwahnya dalam bentuk lagu-lagu Islami, bahkan sempat dinyanyikan bersama dengan Opick bahkan bersama grup band Ungu.
Tentu lewat bahasa-bahasa yang ada pada lagu itu juga tersirat nilai-nilai islami yang baik.
5) Ustad Subkhi Al Bughuri
Gaya dakwahnya adalah kalem dan juga mempunyai sifat humoris sehingga membuat namanya cepat detrima publik.
6) Ustad Taufiqurrahman
Atau yang biasa dijuluki ustad pantun ini, gemar sekali menggunakan pantun dalam menyampaikan ceramahnya, maka dari itu dia dijuluki ustad pantun.
Meskipun dalam dakwahnya diselingi dengan kalimat pantun, tetap saja nilai yang terkandung dan kejelasan berdakwahnya tidak hilang.
7) Ustad Abu Sangkan
Dalam dakwahnya, ustad Abu Sangkan menggunakan bahasa yang ringan dan terlihat akrab dengan pendengar.
Di dalam dakwahnya juga diselipi guyonan-guyonan khas dari ustad ini.
Ustad Abu Sangkan sering memberikan gambaran-gambaran atau ibarat agar pendengar mudah mengerti.
Misalnya, “jika terjadi ketegangan dalam keluarga, segeralah berwudhu dan lakukan shalat, ibarat minum pil. Tak perlu berdebat, langsung saja minum dan tinggal tunggu saja hasilnya.”
Begitulah cara Ustad Abu Sangkan berdakwah.
Itulah tadi sedikit penjelasan tentang bahasa yang digunakan para ustad.
Ini berarti cara bicara dan bahasa turut mempengaruhi kualitas sang ustad untuk berdakwah. Karena pendengar tentu saja punya kemtepan atau idola dalam hati masing-masing.
Nabi kita Muhammad SAW juga mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan.
Untuk itu, kita sebagai insan yang baik seharusnya mengambil contoh dari para Nabi.
Mari kita menyebarkan atau mengajak sesama umat muslim kejalan yang benar lewat bahasa yang baik dan benar. ^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H