Puasa weton dilakukan untuk memperingati hari kelahiran seseorang. Biasanya, wetonan ini dilakoni bila ada suatu hajat atau keinginan yang dianggap penting. Dengan harapan agar keinginan tersebut lekas terkabul.
Mengenal Puasa Weton
Jenis puasa yang dilakoni dalam wetonan adalah Puasa Ngebleng. Artinya, si pelaku tidak diperkenankan untuk makan, minum ataupun keluar kamar selama puasanya berlangsung. Tidur boleh, tetapi hanya sebentar saja. Satu atau dua jam. Misalnya pun keluar kamar, hanya boleh untuk buang air.
Dalam puasa ngebleng, semua aktivitas sehari-hari harus ditinggalkan. Termasuk aktivitas seksual.
Manfaat Puasa Weton
Secara tradisional, orang biasanya melakoni puasa weton agar hajatnya lekas terkabul. Tetapi selain itu, di jaman dulu orang juga melakukan wetonan dengan tujuan untuk mendekatkan hubungan pribadinya dengan roh leluhur. Agar kuat sukmanya, selalu peka terhadap isyarat Tuhan dan diberi keberkahan hidup secara keseluruhan.
Wetonan dijalankan sesuai hari lahir orang yang bersangkutan. Termasuk pasarannya (pon, pahing, wage, legi, kliwon). Karena siklus pasaran ini berputar setiap 35 hari, maka wetonan pun berulang tiap 35 hari sekali.
Mengikuti penanggalan Jawa, maka satu hari terhitung sejak terbenamnya matahari. Misalnya diambil batas pukul lima sore, maka puasa dimulai pada pukul lima hari ini dan berakhir pukul lima esok.
Macam-Macam Puasa Weton
Wetonan ada beberapa macam, yaitu:
1. Wetonan sehari penuh
Artinya, puasa dijalankan selama sehari semalam (24 jam). Ini merupakan jenis wetonan yang paling banyak dijalankan. Misalnya si pelaku lahir pada hari Senin Wage, maka setiap Senin Wage itulah ia berpuasa. Dimulai dari hari sebelumnya dan berakhir pada hari Senin Wage tersebut.
2. Wetonan tiga hari
Puasanya dilakukan selama tiga hari, dengan hari kelahirannya terjepit di tengah. Jadi dilakukan sehari sebelumnya, pada hari kelahiran dan ditambah satu hari lagi sebagai penutup.