Mohon tunggu...
Dewi Sundari
Dewi Sundari Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi Kejawen

http://www.dewisundari.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membaca Karakter Melalui Bentuk Wajah dengan Fengshui

31 Mei 2017   08:53 Diperbarui: 31 Mei 2017   09:01 26656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak masih kanak-kanak sekalipun, kita selalu diajari untuk tidak menilai seseorang dari penampilan luarnya. Wajah bukan jaminan. Cantik belum tentu baik. Tampan belum tentu bisa dipercaya. Terkadang, ajaran ini dijadikan alasan orang ketika menolak ramalan fengshui dengan metode pembacaan wajah.

Padahal dalam pembacaan wajah, bukan cantik atau tampannya yang jadi perhitungan. Tetapi bentuk dan karakter wajahnya. Ini bukan soal jahat atau tidak jahat, bukan soal jelek atau tidak jelek, tetapi soal mengenali apa yang sebenarnya merupakan potensi terbesar orang tersebut. Dengan mengenali potensi inilah, kita dapat memilih bidang apa yang paling cocok untuk ditekuni dan bidang apa yang kemungkinan suksesnya paling besar bagi orang tadi.

Dari lima elemen yang kita kenal (api, air, tanah, logam dan kayu), masing-masing mewakili karakter yang berbeda menurut bentuk wajah orang yang bersangkutan.

1. Karakter Wajah Api

Apa itu Wajah Api?

Wajah Api adalah bentuk wajah yang menyerupai segitiga. Sehingga bila diukur, lebar dahinya lebih kecil daripada lebar pipi atau rahang.

Orang-orang berwajah api cenderung berbakat menjadi motivator, pembicara atau pendakwah. Sebab mereka mampu mengubah persepsi orang lain, memberikan nasehat dan bimbingan moral yang dibutuhkan orang dalam mengembangkan dirinya.

Karena mampu mempengaruhi pandangan orang lain, pemilik Wajah Api bisa saja menjadi seorang penjual yang baik. Tetapi potensi kesuksesannya tetap lebih besar ketika ia mendayagunakan kemampuannya untuk membantu orang lain di berbagai bidang kehidupan.

2.  Karakter Wajah Air

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun