Mohon tunggu...
dewi sulistyoningrum
dewi sulistyoningrum Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Suka menulis sejak di bangku SMA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kegiatan Jumpa Better (Jumat Pagi Penguatan Karakter) sebagai Sarana Revolusi Mental

27 Maret 2024   09:26 Diperbarui: 27 Maret 2024   10:12 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Boyolali, 24 Januari 2023 SMP Negeri 1 Boyolali mengadakan kegiatan Jumpa Better (Jumat Pagi Penguatan Karakter). Kegiatan yang menggandeng Inspektorat Kabupaten Boyolali ini bertujuan untuk menanamkan jiwa antikorupsi, antipungli, dan antigratifikasi. Selain mengadakan kolaborasi dengan Inspektorat, SMP Negeri 1 Boyolali juga menggandeng Dinas Lingkungan Hidup untuk menguatkan karakter cinta lingkungan, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah untuk meningkatkan karakter suka berliterasi, DPRD untuk meningkatkan karakter demokratis, Dinas Kesehatan untuk meningkatkan karakter menjaga keseharan, dan Polres untuk meningkatkan karakter disiplin.
Latar Belakang
Hal yang melatarbelakangi SMP Negeri 1 Boyolali mengadakan kegiatan Jumpa better (Jumat Pagi Penguatan Karakter) sebagai sarana revolusi mental siswa adalah krisis moralitas.  Akhir-akhir ini, dunia pendidikan mengalami keresahan dengan munculnya pemberitaan mengenai tiga dosa besar pendidikan, diantaranya banyaknya kasus perundungan (bullying), pelecehan seksual, dan intoleransi. Hal ini tentu saja menunjukkan adanya krisis moralitas di kalangan remaja. Selain itu, rendahnya kesadaran akan nilai-nilai etika menyebabkan siswa kurang memiliki kesadaran akan pentingnya nilai-nilai etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari sopan santun siswa dalam berbicara, bersikap, dan bermedia sosial. Aspek berikutnya adalah kurangnya empati dan keterampilan sosial. Kurangnya empati dan keterampilan sosial dapat menghambat kemampuan siswa dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan orang lain seperti kenakalan remaja, tindakan kekerasan, hingga penyalahgunaan narkoba. Tekanan peer group yang negatif, seringkali, siswa terpengaruh oleh tekanan dari lingkungan sekitarnya, terutama dari teman sebaya (peer group), untuk melakukan perilaku-perilaku negatif atau melanggar norma-norma sosial. Krisis identitas dan pemahaman budaya juga menyebabkan siswa mengalami krisis identitas atau kesulitan dalam memahami nilai-nilai budaya dan kebangsaan. Misalnya penyimpangan perilaku yang berdampak pada nama baik diri, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dari berbagai permasalahan tersebut, perlu adanya sebuah inovasi yang bertujuan untuk menguatkan karakter sesuai profil pelajar Pancasila melalui kegiatan Jumpa better (Jumat Pagi Penguatan Karakter) sebagai sarana revolusi mental siswa.
Isu Strategis
Isu strategis yang melatarbelakangi SMP Negeri 1 Boyolali membuat inovasi ini terdiri atas lima aspek. Aspek pertama adalah teknologi dan digitalisasi. Perkembangan teknologi dan digitalisasi telah membawa dampak yang signifikan pada kehidupan anak-anak dan remaja. Siswa sering terpapar pada konten-konten yang tidak sesuai, seperti konten kekerasan, pornografi, atau radikalisme. Kegiatan penguatan karakter ini diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan etis. Aspek kedua adalah peningkatan mobilitas dan globalisasi. Globalisasi telah meningkatkan interaksi antarbudaya dan menghadirkan tantangan baru dalam memahami dan menghargai keragaman budaya. Siswa perlu dilengkapi dengan pemahaman yang kuat tentang toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan multikultural. Aspek ketiga adalah adanya perubahan sosial dan ekonomi. Perubahan sosial dan ekonomi, seperti urbanisasi, perubahan struktur keluarga, dan ketimpangan ekonomi, dapat memengaruhi kesejahteraan sosial dan psikologis siswa. Kegiatan penguatan karakter dapat membantu siswa mengatasi stres, mengembangkan ketahanan mental, dan membangun kemampuan untuk menghadapi perubahan dan tantangan hidup. Aspek keempat adalah krisis lingkungan dan kebangkitan gerakan sosial. Krisis lingkungan seperti perubahan iklim dan kerusakan lingkungan semakin menjadi perhatian global. Gerakan sosial seperti gerakan hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan keadilan sosial juga semakin berkembang. Siswa perlu dilengkapi dengan pemahaman yang baik tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan serta kemampuan untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat. Aspek kelima adalah kesehatan mental dan kesejahteraan emosional. Masalah kesehatan mental seperti stres, depresi, dan kecemasan semakin umum terjadi di kalangan remaja. Kegiatan penguatan karakter dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan kesehatan mental, seperti manajemen emosi, penanganan stres, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
Dengan memperhatikan isu-isu strategis ini, kegiatan Jumpa better (Jumat Pagi Penguatan Karakter) sebagai sarana revolusi mental siswa diharapkan membantu siswa mengembangkan keterampilan, nilai, dan sikap yang diperlukan untuk menghadapi dan menyiapkan pemimpin-pemimpin peradaban bangsa yang berkarakter.
Pemanfaatan Aset
Kegiatan Jumpa better (Jumat Pagi Penguatan Karakter) sebagai sarana revolusi mental ini mengadopsi kurikulum yang berbasis masalah di mana siswa diberikan tantangan atau masalah nyata untuk diselesaikan, yang memungkinkan mereka untuk mengaplikasikan nilai-nilai karakter dalam konteks kehidupan nyata. Pendekatan ini dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan membantu mereka menginternalisasi nilai-nilai karakter dengan lebih baik.
Selain itu inovasi ini memanfaatkan aset sumber daya sekolah dan daerah dengan membangun kemitraan seperti wali murid, dinas, dan berbagai pemangku kepentingan. Berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyelenggarakan kegiatan Jumpa better (Jumat Pagi Penguatan Karakter) sebagai sarana revolusi mental siswa yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh siswa di masa depan. Kemitraan ini dapat memberikan pengalaman praktis yang berharga bagi siswa dan membantu mereka mengembangkan keterampilan serta sikap yang diperlukan sekarang dan di masa yang akan datang.
Kegiatan ini juga menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman, di mana siswa terlibat dalam aktivitas atau simulasi langsung yang memungkinkan mereka untuk merasakan dan memahami nilai-nilai karakter secara langsung. Pendekatan ini dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan melekat dalam memperkuat karakter siswa.
Inovasi Jumpa better (Jumat Pagi Penguatan Karakter) sebagai sarana revolusi mental menggunaka pendekatan multikultural dan multikeagamaan sehingga dapat membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan kerjasama lintas budaya.
Inovasi ini juga menggunakan pendekatan holistik dan terintegrasi. Kegiatan ini memperhitungkan berbagai aspek kehidupan siswa, termasuk aspek akademis, sosial, emosional, dan fisik sehingga membantu membangun siswa secara menyeluruh sebagai individu yang berkarakter profil pelajar Pancasila.
Pelaksanaan Program
Perencanaan program dimulai dengan mengidentifikasi tujuan dan sasaran program penguatan karakter profil pelajar Pancasila, membentuk tim kerja yang terdiri dari guru, staf, dan pihak terkait lainnya, menentukan waktu pelaksanaan program dan jadwal kegiatan, menentukan anggaran dan sumber daya yang dibutuhkan, serta menyusun materi dan kurikulum. Selanjutnya menentukan materi-materi yang akan diajarkan dalam kegiatan Jumpa better (Jumat Pagi Penguatan Karakter) dan nilai-nilai karakter yang akan ditekankan yang disesuaikan dengan kurikulum sekolah dan kebutuhan siswa. Materi pembelajaran yang disajikan juga harus menarik dan interaktif.
Implementasi kegiatan Jumpa Better dimulai dengan menyosialisasikan program kepada siswa, orang tua, dan staf sekolah, melakukan kegiatan dengan metode yang telah direncanakan, seperti diskusi, permainan peran, atau simulasi, melibatkan siswa dalam kegiatan Jumpa better (Jumat Pagi Penguatan Karakter) yang berorientasi pada karakter, dan menjalin kerjasama dengan wali murid, dinas, dan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung kegiatan penguatan karakter profil pelajar Pancasila.
Evaluasi dan monitoring terdiri atas beberapa kegiatan. Evaluasi keberhasilan program Jumpa better (Jumat Pagi Penguatan Karakter) dilakukan secara berkala dengan mengukur pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. melakukan survei atau kuesioner untuk mengukur persepsi siswa, orang tua, dan staf terkait efektivitas program Jumpa better (Jumat Pagi Penguatan Karakter). Melakukan monitoring partisipasi siswa dan dampaknya terhadap perilaku dan prestasi akademik mereka, serta melakukan perbaikan atau penyesuaian program berdasarkan hasil evaluasi dan umpan balik yang diterima melalui tingkat kepuasan yang diisi oleh siswa, wali murid, guru karyawan, maupun masyarakat dalam aplikasi SIPLAN (Sistem Informasi, Pengaduan, dan Layanan Absensi Online).
Pelaporan dan dokumentasi untuk semua kegiatan dan hasil program secara lengkap, membuat laporan berkala yang mencakup evaluasi, perkembangan, dan hasil program. Melakukan presentasilaporan kepada pihak terkait, seperti kepala sekolah, guru, dan orang tua. Kemudian menyimpan dokumen dan catatan terkait kegiatan Jumpa better (Jumat Pagi Penguatan Karakter) untuk referensi dan penggunaan di masa mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun