Mohon tunggu...
Dewi Sekar Rani
Dewi Sekar Rani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tidak ada yang spesial pada saya, yang spesial hanya martabak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Berkunjung ke Kebun Binatang

5 Januari 2023   21:40 Diperbarui: 5 Januari 2023   21:58 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat liburan tahun baru tiba, saya dan sahabat saya yang bernama shinta, bulan kemaren sebelum akhir bulan sudah membuat agenda untuk akhir tahun nanti mau pergi ke kebun binatang surabaya. Saya sepulang dari kampus rencananya ingin menemui shinta untuk membahas keberangkatan besok untuk rencana ke kebun binatang. Tepat pukul 13:00 saya menghampiri shinta di rumahnya. Saya dan shinta menentukan tanggal untuk keberangkatannya besok dan telah disepakati bersama kita berangkat tepat tanggal 28 Desember 2022 dan berangkat pukul 06:00 dari rumahnya shinta di daerah gunung anyar.

Tepat tanggal 28 kita berangkat dengan mengendari sepedah motor punya saya berboncengan dengan shinta kita berangkat ke lokasi di pertengan perjalanan cuaca mendung pun mulai tiba dan kemungkinan akan turun hujan dan saya memutuskan untuk pergi ke indomaret untuk membeli mantel karena saya dan shinta tidak membawa mantel. Dan tidak berselang lama dan hujan, kami memutuskan untuk menunggu hujan reda di indomaret tersebut. Mungkin kurang lebih satu jam lebih hujan sudah agak reda dan kami memutuskan untuk melanjut perjalanan, sebelum berangkat kita menggunakan mantel untuk mengantisipasi hujan turun lagi. Setelah perjalan kurang lebih 20 menit kita pun tiba di kebun binatang surabaya. Kitapun pergi untuk memarkirkan kendaran dan langsung ke loket untuk membeli tiket masuk, setelah masuk suasana habis hujan pun tersasa banget hewan hewan disekitar kelihatan senang sekali kena hujan salah satunya burung merpati kelihatan burung tersebut habis mandi hujan. Disitu pula kami mengambil momen untuk mengabadikannya di kamera handphone.

Di kebun binatang ini sebagian besar hewannya di masukkan di dalam kandang, oleh karena itu kita hanya bisa melihatnya agak jauh karena ada penghalang pagar besi, tapi kita masih bisa melihat langsung dari dekat dan bisa memegangnya di taman burung karena hewan-hewanya sudah jinak dan terbiasa dengan manusia, di tempat ini lah bagaian yang saya suka karena bisa langsung berinteraksi dengan hewan tersebut. Setelah itu kami berkeliling kebagian kandang samping taman burung dimana di situ terdapat hewan purba yang masih hidup sampai sekarang yaitu buaya buaya merupakan salah satu hewan purba yang masuk dalam golongan hewan purba yang masih hidup pada masa sekarang. Dengan tubuhnya yang dilapisi kulit yang agak keras dan gigi yang tajam mereka bisa bertahan hidup dari serangan hewan sekitar, dan buaya merupakan hewan teritorial dimana jika kawasan dia ditempati atau diserang maka dia akan melindungan tempat tersebut dan tak segan menyerang hewan yang masuk kawasan mereka. Di tempat ini saya merasa takut dan hanya lewat saja ngak mau berlama-lama takutnya buayanya lepas heheh, saya dan shinta tertuju di suatu tempat yaitu di kandang gajah. Setelah selesai menunggangi gajah kami pergi ke salah satu tempat lagi dimana di situ kita bisa memberi makan binatang tersebut, binatang tersebut adalah rusa rusa di kebun binatang ini sangat jinak kami memberi makanan rusa tersebut dengan wortel. Saya bertanya kepada petugas apakah di sini ada rusa yang berhasil di perkembangbiakan, kata petugas tersebut banyak yang sukah kami kembangbiakan disini terutama rusa ini kata petugas tersebut sudah hampir ratusan rusa yang sudah menghuni kebun binatang ini. Wah disitu saya kaget jadi rusa-rusa ini disini dia merasa nyaman karena mereka disi dirawat dengan baik dan dijaga kelangsungan hidupnya.

Tak jauh dari aku berdiri lebih tepatnya didepan kandang banteng Jawa terdapat seorang anak dengan kedua orang tuanya sedang berfoto  mengabadikan momen untuk kenang kenangan kelam, dimana keluarga tersebut tampak bahagia terlihat dari wajah sang anak, anak tersebut sekitar umur 5 tahun dengan adiknya yang masih kecil yang berada di gendongan ayahnya. Aku tersenyum tak kala melihat pemandangan tersebut, aku merasa bahagia sekali keluarga mereka, pikiranku pun tertuju pada ibu dan bapakku yang berada dirumah. Aku pun kembali melanjutkan perjalananku ditengah perjalanan hujan turun membasahi bumi dengan derasnya, aku pun memutuskan untuk mencari tempat berteduh karena pada saat itu aku tidak membawa payung atau pun jas hujan, akhirnya aku memutuskan untuk berteduh di suatu tempat seperti garasi mobil, selain aku dan teman teman banyak orang yang berteduh di tempat tersebut mulai dari anak anak, remaja, hingga orang tua. Aku pun menunggu hujan hingga reda, cukup lama kami berteduh tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua siang hujan pun masih turun dengan derasnya disertai dengan angin yang kencang.

Setelah hujan mulai reda aku dan temanku melanjutkan perjalanan akan tetapi jam sudah menunjukkan pukul setengah 4 sore aku dan temanku memutuskan untuk pulang ke kos, kebun binatang pun akan tutup pada pukul empat sore. Selama di perjalanan aku dan temanku menikmati sore ditambah dengan udara sejuk selepas hujan, dengan santai aku dan temanku mengunakan sepeda klasik zaman dalu menyusuri kota Surabaya. Tak terasa setelah mengendarai sepeda kami pun sampai di kos dan memutuskan untuk mandi dan beristirahat karena keesokan harinya kami berdua akan kembali kerumah yang lebih tepatnya di babat dan Bojonegoro.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun