Mohon tunggu...
Dewi
Dewi Mohon Tunggu... Freelancer - -

Senang menceritakan apa yang sedang menjadi pembicaraan hangat di kepala, sebagai penenang dari keriuhan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sebuah Kota

2 Desember 2023   22:39 Diperbarui: 2 Desember 2023   23:45 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini aku ingin berkisah mengenai suatu kota yang saat itu kulewatkan hanya sehari. Namun, mampu membuatku berjanji jikalau suatu hari nanti akan kupijakkan kaki di sana dan kuukir kisah-kisah indah nan menawan. Yogyakarta.

Sebuah kota indah yang kaya akan budaya dan keberagamannya mampu membuat jutaan manusia jatuh hati, termasuk diriku. Tumbuh menjadi manusia yang suka terhadap seni, semakin membuatku tertarik pada kota yang terkenal akan sebuah makanan dengan citarasa manis bernama gudeg.

Aku tidak mengerti, kenapa aku sangat begitu tertarik di luar pada saat itu Yogyakarta masuk dalam list kota tujuanku melanjutkan study. Kota yang ramah akan pelajar dan keindahan di tiap sudutnya. Sungguh menarik bukan?

Aku, si perempuan biasa dengan segudang mimpinya. Bertekad menaklukkan banyak hal, di tengah kejamnya alur kehidupan. Terayunkanlah kakinya tanpa ada rencana. Perempuan yang berusaha berdamai dengan banyak keadaan, mencoba menambah beban dengan berkelana tanpa tujuan.

Hari, bulan dan tahun pun terlewati. Kota yang awalnya hanya berada di sebuah angan, tercapai karena ketidaksengajaan, berakhir pada banyaknya tujuan. Ya, mimpiku satu persatu kudapatkan!

Kulewatkan hari-hari dengan banyaknya keajaiban. Kutemui banyak kepala dengan berbagai pemikirannya. Ya, semakin membuatku sadar bahkan aku bukanlah siapa-siapa dan tak akan menjadi apa-apa jikalau diriku hanya diam tanpa tujuan.

Yogyakarta, saat ini aku ucapkan beribu terima kasih untuk kisah yang lalu, saat ini, dan yang akan datang. Terima kasih atas kebahagiaan dan pelajaran yang selama ini kudapatkan. Kisah ini belumlah berakhir. Ada hari-hari misterius yang terus menanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun