Mohon tunggu...
Dewi Sarah
Dewi Sarah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ig @dewisarr

Pendidikan Agama Islam'20 IAIN Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Membantu untuk Berpikir Kritis di Dunia

11 Juli 2021   15:25 Diperbarui: 11 Juli 2021   15:40 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar (https://seputarilmu.com/)

Filsafat adalah ilmu yang membahas tentang segala yang ada secara mendalam, sistematis dan universal. Sedangkan tujuan filsafat mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang sesuatu berdasarkan akal pikir. Pertama-tama kita harus mengetahui apa makna kata “kritis” dalam kalimat berpikir kritis. Sebelumnya makna dari kata “kritis” tersebut ialah bermakna berpikir secara teliti, cermat dan seksama. Kita sebagai mahasiswa dituntut harus bisa berpikir secara kritis. Manusia merupakan salah satu sebagai makhluk yang memiliki kemampuan untuk berpikir, tentu saja tidak dapat hidup jika tanpa aktivitas berpikir. Berpikir adalah aktivitas yang tidak bisa dihindari oleh manusia Dalam hidup, manusia selalu memikirkan sesuatu berulang-ulang. Yaitu berpikir tentang dirinya sendiri maupun berpikir tentang lingkungan luar atau lingkungan sekitar dirinya.

Secara Umum filsafat memang salah satu ilmu yang dianggap mampu mengambil peranan untuk menumbuhkan kemampuan untuk berpikir kritis tersebut, tapi kenyataannya tidak selalu dalam ilmu filsafat itu bisa membantu. Mengapa deimikian? Dikarenakan Sebagian corak filsafat hanya sebagai sarana pncari kebenaran dan pecinta kebenaran saja. 

Di dunia ini adalah real atau kenyataan. Di dunia ini banyak terdapat sesuatu seperti bebatuan, tumbuhan, hewan, manusia, dan makhluk yang lainnya. Begitu juga dengan kebudayaan, struktur social, norma, nilai, filsafat, ideologi, dll juga real. Mengapa disebut real? Karena kita bisa merasakannya. 

Manusia adalah salah satu dari bagian di dunia ini. Disaat kita berpikir, kita berpikir di dunia ini (bagaimana kita bisa hidup, dan berada sekarang) dll. Manusia sebagai makhluk berakal yang hidup dan beraktifitas di atas bumi ini selalu berkehendak memenuhi, merealisasi kebutuhan-kebutuhannya baik kebutuhan lahiriah atau pun kebutuhan rohaniah. Jadi, mengapa berpikir kritis itu penting, sebelum kita berpikir kritis kita harus mempunyai kepekaan. 

Karena kita sebagai manusia yang merupakan bagian di dunia ini harus bisa memperhitungkan, mempertimbangkan pada saat kita berpikir kritis. Manusia dalam memenuhi keinginannya dan atau kebutuhannya tidak bisa terlepas dari pengaruh jiwanya sehingga memerlukan pemikiran kritis agar bisa meraihnya dengan mudah dan tidak terjebak dalam napsu serakahnya, napsu binatangnya yang menguasai dirinya dan merusaknya, karena pada hakikatnya dalam diri manusia terdapat jiwa binatang yang tidak mengenal etika dan kebijaksanaan. 

Berpikir kritis dan atau mendalam menjadi salah satu jalan di antara seribu jalan yang ada untuk meraihnya, karena dengan berpikir kritis dan mendalam akan mampu meraih kebenaran dan kesejatian kehidupan, tidak mudah terkecoh oleh gebyarnya kehidupan dunia yang menawarkan kesemuan dan atau kepalsuan belaka. Untuk berpikir di dunia ini, kita bisa belajar dri para ilmuan atau saintis sebagaimana yang direnungkan oleh para ahli filsafat.

Berpikir kritis bukan monopoli orang dewasa (mahasiswa), anak sekolah atau madrasah pun dapat berpikir kritis, meskipun kadar kekritisannya berbeda dengan orang dewasa. Anak madrasah atau anak sekolah mampu berpikir kritis, seperti berpikir tentang realitas alam, berpikir tentang jiwa dan raga serta hubungan keduanya juga berpikir tentang Tuhan sang Pencipta alam semesta. Jelas kiranya bahwa berpikir kritis yang merupakan aktivitas positif dan produktif manusia sebagai respon terhadap sesuatu yang diterimanya tidaklah dimonopoli orang dewasa tetapi anak pun ikut ambil bagian dalam berpikir kritis. 

Berpikir kritis selalu diperlukan seorang karena dalam kehidupan sosial akan selalu muncul fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa yang menawarkan untuk berpikir kritis. Mereka yang berpikir kritis akan dapat berdialog dengan fenomena-fenomena itu karena kepekaan yang dimilikinya, dan pada gilirannya dapat bersikap dan mengatasinya atas fenomena-fenomena yang muncul. Untuk itulah berpikir kritis perlu dimulai sedini mungkin sesuai usia perkembangan manusia dan kadar kemampuan yang ada sebagai fondasi pemikirannya dalam mengatasi problem-problem sepanjang kehidupan di dunia ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun