Mohon tunggu...
Dewi Saniyati
Dewi Saniyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sejarah & Kebudayaan

Dewi Saniyati (181310003970) Unisnu Jepara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desaku Bukanlah Desa Biasa

4 November 2021   19:00 Diperbarui: 4 November 2021   19:22 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desa Bangsri terletak di Kabupaten Jepara bagian Utara, Jawa Tengah, Indonesia. Dari kota Jepara berjarak 18 km ke arah Kabupaten Pati. Asal usul nama Bangsri berasal dari nama tokoh yang menyebarkan agama Islam yang bernama ki Ageng Bangsri. Tidak ada sejarah khusus yang menceritakan asal mula Desa Bangsri dan cerita yang beredar di kalangan masyarakat hanya menceritakan nama-nama dusun di Desa Bangsri. Cerita tersebut berawal dari keinginan Suro Nggoto yang ingin memperistri Rara Wiji (anak Ki Ageng Bangsri) yang lari menyelamatkan diri dari kejaran Suro Nggoto. 

Cerita berakhir dengan dikalahkannya Suro Nggoto oleh Sam Po Kong yang dirubah menjadi Yuyu Nggoto. Namun sikap Suro Nggoto semakin menjadi-jadi dengan naik ke daratan dan membunuh penduduk Desa Bangsri. Untuk menghentikan serangan Yuyu Nggoto maka dengan terpaksa Rara Wiji dirubah menjadi ular lempe sebagai penawar gigitan Yuyu Nggoto.

Bangsri merupakan pusat pembangunan di Jepara bagian Utara. Sehingga tidak heran jika ada yang menganggap Bangsri sebagai Kota kecil di Jepara. Hal ini didukung oleh adanya sarana dan prasarana yang memadai untuk keberlangsungan hidup penduduknya. 

Sarana dan prasarana tersebut antara lain pasar Bangsri sebagai pusat perekonomian penduduk Desa Bangsri dalam bidang perdagangan,selain itu juga terdapat ruko dan mini market yang banyak bertebaran. Untuk pengobatan terdapat banyak klinik pengobatan, serta puskesmas Bangsri. Dalam bidang pendidikan terdapat banyak sekolah mulai dari PAUD, TK, SD/MI, SMP/Mts, SMA/MA/SMK, dan bahkan ada juga beberapa perguruan Tinggi yang membuka cabangnya di Bangsri seperti Universitas Terbuka yang berada di SD 2/5 Bangsri.

Bukan hanya dari segi kuantitas banyaknya jumlah sekolah di Desa Bangsri, pendidikan di Desa Bangsri juga dikenal baik dari segi kualitasnya. Tidak heran jika banyak penduduk Desa lain yang bersaing untuk dapat bersekolah di Desa Bangsri dibandingkan di tempat tinggalnya sendiri. Hal ini juga berdampak positif dapat mengikis tradisi masyarakat Desa yang menikahkan anaknya pada usia dini. Orangtua saat ini banyak yang terlomba-lomba agar anaknya bisa lulus sampai Perguruan Tinggi.

Penduduk Desa pada umumnya memanfaatkan alam untuk keberlangsungan hidup mereka. Namun, di Desa Bangsri saat ini profesi petani mulai ditinggalkan dan lahan pertanian banyak yang berganti menjadi perumahan penduduk. Sektor utama perekonomian Desa Bangsri bergerak pada bidang perdagangan. Tidak heran jika apapun yang dibutuhkan hampir semuanya tersedia di Desa Bangsri.

Meskipun masyarakat Desa Bangsri lebih modern dibandingkan dengan masyarakat Desa pada umumnya, namun mereka tetap tidak meninggalkan tradisi yang dianggap baik seperti mapat, mitoni, nyatus, nyewu, bodho apem, kupat lepet dan lain sebagainya.

Hal unik lainnya yang terdapat di Desa Bangsri adalah alat transportasinya. Meskipun hampir setiap rumah memiliki sepeda motor bahkan mobil yang dapat membuat kemacetan di pagi hari, masih juga dijumpai alat transportasi tradisional seperti becak dan delman yang sering disebut dokar oleh para penduduk Desa Bangsri.

Dengan segala kelebihan yang ada di Desa Bangsri mengakibatkan banyak penduduknya yang menjadi konsumtif. Mereka lebih suka membeli daripada mencipta. Hal kecil saja misalnya ketika sarapan banyak yang lebih suka membeli daripada memasaknya sendiri. 

Mereka juga banyak yang suka jajan sehingga tidak heran jika terdapat masyarakat Solo yang mengontrak dan berbondong-bondong untuk menjual makanan di Desa Bangsri seperti menjual jamu, pentol, bakso, mie ayam, sate dan lain sebagainya. Di samping itu masyarakat Bangsri juga hidup berdampingan dengan penduduk Cina karena letak Desa Bangsri yang sangat strategis maka penduduk Cina banyak yang mendirikan toko bangunan, toko elektronik dan lain sebagainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun