Bisa juga melihat penyakit apa saja yang sering menjangkiti perempuan, laki-laki, atau pun anak-anak. Dari situ, ditentukan penanganan mana yang tepat.
Nah hubungannya dengan membuat kartu pendaftaran baru, berarti data yang sama tercatat dua kali.
Jika data yang tercatat dua kali ini bukan hanya terjadi pada satu orang saja, katakanlah 10 orang dalam satu fasilitas kesehatan dalam waktu satu tahun. Maka hal ini bisa menimbulkan kesalahan pengambilan keputusan.
Jika data pasien terbanyak yang sebenarnya adalah pasien dengan penyakit dalam, sementara karena kesalahan dobel input tersebut, hasilnya justru menunjukkan peningkatan pasien dengan penyakit jantung, maka pengambilan keputusannya bisa saja keliru.Â
Seharusnya terjadi penambahan fasilitas pada bagian penyakit dalam, yang terjadi justru penambahan fasilitas pada bagian jantung, yang urgensinya tak begitu mendesak.
Memang tidak salah, dan tidak sia-sia. Hanya saja terjadi inefisiensi. Alokasi dana yang tepat sasaran bukan hanya kepentingan lembaga/perusahaan yang bersangkutan, tetapi dampaknya akan kembali kepada pengguna layanan yaitu kita.Â
Bicara alokasi dana yang sesuai dan tepat sasaran, jangankan di fasilitas kesehatan, di rumah tangga saja, bahkan yang paling sederhana, ada daftar tertentu mengenai apa yang perlu dan apa yang tidak terlalu perlu.
Kita tentu tidak ingin kepentingan kita terhambat bahkan mengalami hal tidak diinginkan karena kurang memadainya fasilitas pengobatan di faskes tertentu hanya karena kita abai terhadap prosedur yang 'sepele'.
Di luar itu, dengan bentuk error yang tidak terbatas pada contoh yang telah disebutkan, cara-cara tertentu untuk memperkecil kemungkinan error saya rasa pasti diterapkan, baik dari sisi pencegahan maupun penanggulangan.Â
Namun, sebagai pengguna layanan yang memperoleh manfaat, rasanya akan lebih baik jika kita turut membantu dengan hal kecil sesederhana mengikuti prosedur yang ada.
Tetapi lagi-lagi apa peduli kita terhadap efisiensi suatu lembaga/perusahaan yang jarang-jarang kita gunakan fasilitasnya? Apalagi jika lembaga/perusahaan yang bukan fasilitas kesehatan, perusahaan dagang misalnya. Kalau pada akhirnya evaluasi berujung pada peningkatan pendapatan, profit mereka jelas bukan urusan kita.
Kepentingan kita hanya sebatas kepuasan dalam bertransaksi,
Kesesuaian antara harga jual dengan kualitas produk/jasa,
Pelayanan yang baik, ramah, dan nyaman,
Produk yang berimbang antara nilai guna dan estetiknya,
dan...
Kalau dipikir-pikir kepentingan kita sebagai konsumen banyak juga.