Mohon tunggu...
Dewi Rianti
Dewi Rianti Mohon Tunggu... -

menulis memberi inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menimbang Sosok Dino Patti Djalal

1 Desember 2013   14:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:27 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Sebelum adanya konvensi Capres Partai Demokrat nama Dino Patti Djalal lebih dikenal publik sebagai juru bicara presiden SBY dan Duta Besar RI unruk Amerika Serikat. Ia dipandang sebelah mata atau bahkan tidak diperhitungkan sama sekali untuk menjadi seorang presiden.

Nama Dino tidak pernah muncul dalam berbagai survei calon presiden oleh lembaga survei.
Namun belakangan namanya mulai diperhitungkan dengan etika politik yang ia kedepankan dalam langkah langkah pencapresannya. Publik memberi apresiasi atas langkah mundurnya sebagai Duta Besar RI untuk USA dan melaporkan rekening kampanyenya ke KPK. 
Langkah Dino itu dinilai positif untuk pematangan demokrasi Indonesia ke depan. 
Berbeda dengan Gita Wirjawan dan Dahlan Iskan yang tidak mau mundur sebagai menteri perdagangan dan menteri BUMN. Keduanya seringkali dituduh memanfaatkan posisinya sebagai pejabat publik untuk kepentingan pencapresannya yang notabene merupakan kepentingan pribadi.
Selain mengedepankan etika dalan berpolitik, Dino dinilai sebagai tokoh muda yang berintegritas dan cerdas. Dino masuk sebagai 500 tokoh muslim yang paling berpengaruh di dunia versi Royal Islamic  Strategic Studies Centre di Jordania. Dino juga penggagas modernisator yang ingin bangsa ini baik level ke bangsa yang maju dan disegani di Asia.
Di tengah minimnya tokoh muda dan berintegritas, kehadiran Dino bak oase ditengah padang gurun yang tandus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun