Mohon tunggu...
Dewi rengganis
Dewi rengganis Mohon Tunggu... -

Membaca, menulis…

Selanjutnya

Tutup

Money

Rokok: Tips Asyik Mengemas Bungkus Rokok

3 September 2014   16:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:44 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak 24 Juni 2014 kemarin, ada yang baru pada kemasan rokok. Para pembaca budiman tentu sudah akrab dengan gambar mulut, tenggorokan, paru-paru, asap tengkorak dan ayah-anak. Kalau mengutip kata-kata salah satu politikus Senayan, “Ngeri-ngeri sedap”. Ya, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 28, kemasan rokok harus mencantumkan peringatan kesehatan dengan lima jenis gambar tersebut.

Kabarnya nih, aturan baru tersebut untuk mencegah meningkatnya angka perokok. Juga, kalau dicermati lagi ada beberapa perubahan lain seperti tulisan “Dilarang Menjual/Memberi Pada Anak Dibawah Usia 18 Tahun dan Perempuan Hamil”, kode produksi, serta alamat produsen. Kabarnya juga kemasan rokok sekarang ini dilarang memberi embel-embel mild, premium, dan lain-lain. Di aturannya sih, itu informasi promotif yang menyesatkan.

Kata “menyesatkan” perlu juga digarisbawahi. Misalnya, “Merokok Membunuhmu Dari segi kebahasaan, atau bahasa kerennya etimologis atau filologis, atau entah apa, frasa “Merokok Membunuhmu” itu bermakna definitif, pasti. Kata “dapat” sebagaimana dalam bungkus rokok sebelumnya hilang. Rasa-rasanya kok nggak ada variabel lain yang bisa menjelaskan kematian selain merokok ya?! Etdah, mana ada orang hidup yang nggak mati? Eh, tapi kalau dielaborasi lagi nanti dapat label “ngeyelan”. Hehe

Kembali lagi ke soal gambar “ngeri-ngeri sedap” pada kemasan rokok. Ragam gambar di kemasan rokok ini mendapat tanggapan beragam dari penikmat asap tembakau. Ada yang mereseponnya dengan kata-kata lucu, ada juga yang merasa jijik dengan gambar-gambar tadi. Nah, untuk yang golongan kedua ini, nggak tahu deh pada berhenti mengonsumsi produk tembakau apa enggak.

Tapi tenang, ada cara asyik nih buat yang merasa jijik dengan gambar-gambar itu:

1. Tutup dengan telepon genggam

Bagi yang suka ngobrol, nongkrong, ngopi, sambil merokok dan merasa risih dengan peringatan bergambar bisa mengantisipasi dengan cara ini. Kemasan rokok tidak seberapa besarnya. Kalau merasa risih cukup tutupi dengan hape. Alhasil, gambar mulut rusak, paru-paru, dan tenggorokan nggak akan menggaggu kenikmatan obrolan kalian.

2. Anggap sebagai ruang berkreatifitas.

Peringatan kesehatan bergambar dalam aturannya terletak pada seperempat bungkus. Artinya, visual pengganggu hanya seuprit. Ya, anggap aja itu ruang buat kalian berkreatifitas. Hitung-hitung menyalurkan hobi menggambar atau coret-coret. Caranya mudah. Robek gambar luarnya hingga hanya tampak kertas berwarna putih polos. Udah mirip kertas gambar kan? Atau, kalau dulu ada yang belum lancar pelajaran mewarnai, bawa spidol berwarna. Luapkan ekspresimu!

3. Beli eceran

Ancaman visual penganggu bisa terpecahkan dengan cara ini. Santai, selama belum ada aturan peringatan  bergambar pada batang rokok cara ini terbukti efektif. Terkhusus, buat para penghuni kos-kosan atau saat kantong kering akhir bulan. Asyik kan?

4. Buang bungkus pada tempatnya

Ingat, jadi orang jangan suka buang sampah sembarangan. Kebersihan sebagian dari iman. Namanya sampah itu karena tidak lagi mempunyai nilai guna. Kalau beli rokok, cukup gunakan isinya, buang bungkusnya. Ini seruan etis yang puitis. Hahaha

[caption id="" align="aligncenter" width="960" caption="Cara kreatif menyiasati gambar seram."][/caption] Sementara itu dulu ya tips dan cara asyik mengemas kemasan rokok bergambar. Kalau kalian punya cara lain yang lebih asyik, jangan sungkan-sungkan bagi-bagi. [] Sumber: http://www.rokok.in/2014/09/tips-asyik-mengemas-bungkus-rokok.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun