Mohon tunggu...
Dewi Rejeki
Dewi Rejeki Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

Berusaha untuk dukung berkembangnya literasi terutama bagi kawan-kawan keperawatan Talasemia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cangkang Kosong

2 Desember 2024   18:10 Diperbarui: 2 Desember 2024   18:13 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagai cangkang kosong,
Hidup tanpa isi, tanpa nyawa.
Angin berbisik, namun aku tak mendengar,
Hanya gema hampa yang menjawab.

Kumelihat deru ombak
Mengisiku dengan harapan dan mimpi.
Kini, hanya pasir seakan berbicara,
Mengubur jejak-jejak masa lalu.

Cangkang ini pernah menjadi rumah,
Namun kini tak lebih dari kenangan,
Rapuh, tertinggal di tepi waktu,
Menunggu dilupakan ombak.

Ya, aku bagai cangkang kosong,
Namun mungkin,
Di kedalaman sepi ini,
Ada ruang untuk kembali terisi

Jakarta, 2/12/2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun