Mohon tunggu...
Coretan Embun
Coretan Embun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Random

Bragging Rights @ coretanembun2011.blogspot.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayap Patah yang Kembali Merengkuh

9 Maret 2012   02:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:20 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1331257635144127871

[caption id="attachment_167352" align="aligncenter" width="558" caption="gambar : www.iart.com"][/caption]

Cinta bukan hanya tentang pikiran dan perasan. Cinta tidak semata-mata harapan dan keinginan, tetapi Cinta melatih kesabaran, sebab Cinta itu memberi, Cinta itu berkorban, Cinta itu memaafkan... :)

____________

Detik berdetak merayapi setiap jejak kaki, terjal, berliku dan melewati segerombolan jurang yang siap memangsa dengan mulut mengangga. Dipenghujung sore yang menjingga, senja dan malam saling berpelukan seolah tiada lagi hari esok,  menertawakan aku yang memeluk rindu.

Waktu seolah membiarkan aku terlepas dari pelukanmu, tangan tak jua saling menggapai. Sayap itu membawamu terbang menjauh. Yang aku inginkan hanya mematahkan sayapmu hingga dapat memelukmu walau  hanya sedetik. Tapi aku hanya bisa pasrah karena sebilah pedang bersembunyi disela selanya. Kilatan mata pedang itu menyayat-nyayat perih jantungku.

Aku telah membakar padang ilalang tempat cintamu yang liar bermekaran. Kubakar dengan api cemburu yang masih berkobar. Api itu makin membumbung dengan bantuan angin yang terbahak-bahak. Awan-awan hitam berbondong bondong datang menonton lalu sedih dan menangis. Airmatanya jatuh memadamkan api hingga menjadi jelaga. Api itu pun mati dan berasap sangit.

Diseberang lautan aku melihatmu berdiri membisikkan sesuatu pada deburan ombak. Pesan itu pun bergulung perlahan menghempas jantungku.

"Sayap patahku akan tumbuh untuk kembali  merengkuhmu"

____________

theme song : Tristesse - Chopin - Youtube

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun