Mohon tunggu...
Dewi Rahayu
Dewi Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Menikmati Alam

Dewi. Menyukai Sastra, Seni dan Pendidikan Anak

Selanjutnya

Tutup

Diary

Terbaca Tatapmu

9 Mei 2022   19:53 Diperbarui: 9 Mei 2022   19:58 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Terdengar lirih katamu saat sampaikan bahwa kepergiaanmu kala itu, bukan maumu. Aku tak bisa berkata apa-apa saat tahu hal itu. Masih saja ada harapan untuk terus bersamamu, walaupun aku harus abaikan sesuatu tentangmu. Kadang.....kita dihadapkan dikeadaan memilih yang dua-duanya sulit. Dan itulah perjuangan cinta kita kala itu.

Masih bertahankah engkau dengan rasamu ?

Kumasih disini dengan rasa yang sama waktu kita berpisah dulu. Walaupun aku tahu...perjuangan rasamu begitu berat.

Bangunan dan suasana waktu itu....tetap saja begini. Tak berubah.

Hanya dinding bangunan itu mulai rapuh seiring berjalannya waktu. 

Kembalilah  seperti saat kita berdua dulu...kala semuanya berubah warna merah jambu. Karena terbaca tatapmu.

Aku jadi malu ingat hal itu.  

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun