Mendengar kata salju tentu tidak semua orang pernah merasakan atau melihat langsung bagaimana bentuk asli dari kepingan salju yang turun dari langit. Pengalaman saya pertama kali melihat langsung turunnya salju membuat saya bergeming ternyata rupanya lebih mirip dengan serbuk putih yang halus jika dalam suhu yang tidak terlalu dingin sekitar pada suhu +2 sampai -2 derajat selsius bahkan serbuk putih tersebut akan segera lenyap jika sudah menyentuh daratan yang memiliki suhu lebih tinggi. Mungkin pengalaman merasakan salju untuk tiap orang yang pernah berdomisili di negara empat musim di dunia akan berbeda tergantung pada standar cuaca dan temperatur di wilayah/ kawasan negara itu sendiri.
[caption id="attachment_259322" align="aligncenter" width="300" caption="Bentuk salju berupa serbuk putih pada bulan perdana musim dingin, dok: Dewips"][/caption]
[caption id="attachment_259323" align="aligncenter" width="300" caption="Anak tetangga yang sedang bermain "]
Dalam ulasan kali ini saya ingin menceritakan pengalaman saya pada saat pertama kali merasakan butiran salju mulai dari bentuk serpihan atau serbuk putih sampai membentuk cetakan sempurna layaknya dalam ikon sebuah drama korea "winter sonata" dimana kepingan salju tersebut benar-benar berbentuk layaknya sebuah bintang (heksagonal) yang berwarna putih dan terlihat sangat cantik apabila musim dingin sedang mencapai puncaknya. Sayangnya saya gagal mendokumentasikan bentuk unik dan asli dari kepingan salju tersebut karena lensa kamera saya tidak mampu memotret objek yang sangat kecil. Â Macam-macam salju sendiri menurut informasi yang saya dapat dari website resmi meteorologi milik pemerintah UK terbagi menjadi dua macam yaitu wet snow (salju basah) dan dry snow (salju kering).
[caption id="attachment_259324" align="aligncenter" width="300" caption="Bulan kedua winter bentuk salju terlihat membesar seperti gumpalan es "]
Hal tersebut sempat saya alami pada saat saya menetap di Jerman sedangkan pada saat di Swiss saya kurang bisa merasakan fase dari perbedaan bentuk salju yang turun karena itulah saya terangkan sebelumnya bahwa setiap kawasan memiliki ciri khas masing-masing. Pada saat menetap di kawasan Jerman Timur fase perbedaan terbentuknya salju sangat sempurna, saya rasakan sendiri pada bulan perdana musim dingin suhu mulai menurun hingga ke titik +2 derajat selsius dimana hanya sesekali saja salju yang berupa serbuk putih turun ke bumi selebihnya hanya berdampak pada kelembaban udara yang rendah (kering) hingga membuat kulit manusia bersisik dan pada saat musim dingin berlangsung sinar matahari juga jarang terlihat serta waktu malam terasa lebih panjang karena langit yang lebih cepat gelap.
[caption id="attachment_259326" align="aligncenter" width="300" caption="bentuk salju yang mulai sempurna menjelang puncak musim dingin, dok: Dewips"]
Disaat bulan kedua dimana suhu mulai menurun hingga -5 derajat selsius terlihat sewaktu-waktu salju yang turun mulai membesar seperti gumpalan es serut kecil dan kasar namun tidak terlalu padat. Pada bulan-bulan berikutnya dimana suhu menurun hingga -10 derajat selsius, bahkan sempat pada tahun 2010 lalu saya merasakan suhu musim dingin hingga kisaran angka -22 derajat selsius dimana bentuk kepingan salju terlihat sangat "perfect" yaitu menyerupai bintang (heksagonal) berwarna putih yang dapat membuat anak-anak terhibur karena sudah bisa dibentuk menjadi sebuah boneka salju. Sungguh tanda kebesaran yang Maha Kuasa disaat pertama kali saya melihat langsung bentuk unik kepingan salju yang seolah-olah "dicetak" khusus di atas langit sana. Lebih menariknya lagi bahwa setiap kepingan salju yang turun ke bumi tidak pernah berbentuk sama dimana terdapat perbedaan pada setiap sisi, ukuran maupun kepadatannya dengan pengecualian bentuk heksagonalnya yang selalu berjumlah enam sisi. Dari penjelasan di website resmi meteorologi dan geofisika milik Britania Raya itu pula saya mulai mengerti mengapa bentuk salju menjadi berbeda mulai dari awal musim dingin hingga masa penghujung.
[caption id="attachment_259328" align="aligncenter" width="461" caption="saya diantara tumpukan salju yang bentuknya mulai sempurna, dok: Dewips"]
Ternyata bentuk dari kepingan salju itu tercipta akibat dari penggabungan beberapa kristal es yang memadat disaat suhu sangat rendah tentu gabungan kristal es tersebut dapat turun ke bumi dengan bentuk utuh dan sempurna yang biasa disebut dengan istilah "snow flakes" atau "wet snow". Dan pada suhu diatas +2 derajat selsius kristal es tersebut mengalami proses "penyebaran" yang mengakibatkan turunnya salju masih berupa serbuk putih atau gumpalan kecil es yang kasar karena tidak terjadi proses penggabungan kristal es dengan sempurna atau kalimat lainnya tidak lengket dengan molekul dari salju lain yang terbentuk di awan dan biasa disebut dengan istilah "dry snow". Berkali-kali saya mengucapkan rasa syukur bisa merasakan dan melihat langsung bentuk dari salju yang pada saat itu belum pernah saya alami. Meski Indonesia merupakan negara tropis namun sudah menjadi rahasia umum tentang keberadaan salju yang juga terdapat di puncak Gunung Jaya, Papua. Sekian info dan cerita pengalaman pribadi saya, kurang lebihnya mohon dimaklumi atau dikoreksi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI