Aku memang bukan wanita yang sempurna, bukan seorang kakak yang sempurna, bukan seorang menantu yang punya apa-apa juga bukan seorang istri yang sempurna. Aku juga bukan seseorang yang baik buat kalian. Tapi aku punya hati dan perasaan, aku juga bisa merasakan sakit dan kecewa. Selama ini aku hanya diam dan terus saja diam. Hingga saat ini aku juga menahan sakit karena kalian.
Seorang mertua memang punya kuasa penuh terhadap ana laki-lakinya, tapi dia juga mempunyai seseorang wanita yang ingin di bahagiakan oleh suaminya. Memang aku kesini, dirumah ini tak membawa apa-apa, tidak seperti menantumu yang lain, wahai ibu mertua. Tapi tak adakah rasa sediit belas kasihmu kepadaku? Semua pekerjaan di rumah ini aku yang menyelesaikan dari pagi hingga sore hari, setelah itu aku baru pergi berjuaan. Tidakkah kau lihat perjuanganku ini, aku hanya ingin mengharap kasih sayangmu walau sekecil biji apel, hanya itu saja. Lihatlah kedua anak-anakmu yang tak pernah mengerjakan pekerjaan rumah. Lihat anak perempuanmu yang selalu bersiap itu saja dan selalu membentakmu. Lihat aku yang selalu mrnghormatimu dan selalu ingin menjadi yang terbaik buatmu. Apa kurangnya kau mempunyai menantu seperti aku? Lihatlah pada menantu pertamamu yang tak bisa menghormatimu.Â
Dan lihatlah anak laki-lakimu yang saat ini bersamaku. Andai kau merakan apa yang aku rasakan, ibu mertua. Engku psti sudah menangis dan menjerit. Kau yang selalu membicarakanku pada para tetangga, tetapi apaaku membalasmu? Aku justru berbuat baik padamu. Apa aku membalas perbuatanmu selama ini padaku? Tidak!!!!!, sama sekali tidak. Apa aku kurang baik pada kalian? Aku kurang apa? Apa aku kurang baik sama kamu? Semua hal aku yang kerjakan, aku berusaha menjadi yang terbaik tapi apa balasan kalian padaku??? Apa???
Pernahkah aku menyakiti hati kalian, hingga aku selalu disalahkan, dibicarakan pada tetangga, seperti itukah kalian? Aku disini sudah tertekan, batinkupun sudah sakit dan hancur, lalu aku harus bagaimana?? Kenapa sesakit ini ya allah
Apa setau kalian aku dirumah hanya bermain hp? Aku dirumah hanya tiduran saja? Aku dirumah hanya bangun jam 7,8,9??? Â Aku hanya bisa menangis dan menahan batinku disini, mau cerita sama siapa? Sedangkan aku jauh dengan orang tuaku, ya rabb, saya sudah capek dengan semua ini. Tolong akhiri saja, ya rabb. Lihat dia anak laki-lakimu yang selalu menyakiti diriku dengan keegoisannya, apakah aku pernah membalasnya? Aku bisa apa sebagai seorang istri, aku bisa apa sebagai wanita yang tidak mempunyai apa-apa?
Akuselalu berdoa agar tidak ada wanita di luar sana yang mempunyai nasib sepertiku ini. Dengarkn curahan dan tangisanku wahai suamiku. Aku bisa apa? Selama ini aku tak bercerita padamu tentang semuanya, karena aku menjaga banyak hati yang tak ingin aku sakiti. Aku haus bagaimana?
Saat kamu ingin pergi ke jakarta untuk acara bersama temn-temanmu, apakah kau ingat waktu itu aku sedang sakit, apa yang amu bilang? Kamu bilang sakitku karena au tak memperbolehkan kamu pergi, tapi kamu lihat bukan, bahwa aku bisa berdiri tegar dibawah saitku untuk mempersiapkan keberangkatanmu ke jakarta. Ingatkah kamu akan semua keegoisanmu kepadaku? Hingga saat ini au memilih diam dan menahan sakit hati, tekanan batin dan sakit yang tak kunjung sembuh. Berikan aku waktu untuk mengistirahatkan hatiku dan pikiranku, sebentar saja hingga aku bisa menetapkan hatiku antara dua pilihan.
 Stay or go away.
Untukmu wanita diluar sana,
Carilah seseorang laki-laki mau dan ingin tinggal tidak serumah dengaan ibunya, bukan untuk memisahkan dia dengan ibuny, hanya untuk menghindari konlik yang ada. Dan pilihlah laki-laki yang kau kenal dengan ibunya karena kamu akan merasakan sepertiku juga kamu tak mengenal ibunya. Tidak semua mertua seperti ibu tiri.
Tangisn hati ini yang akan mengiringi kehidupanku hingga aku bisa beranjak pergi dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H