Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Menangis, Ibu...

15 Mei 2014   23:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:29 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu pernah menitikkan air mata untukku
Ketika Ibu merasa aku tak bahagia atas kehidupanku
Aku berkata : "Aku bahagia, Bu..."
Matanya yang bening seperti telaga, tiba-tiba basah di hadapanku
.
Jangan menangis, Bu
Kau tlah banyak berkorban untukku
Bertaruh nyawa saat melepasku dari hangat rahimmu
Tanpa syarat semaikan benih-benih doa dari kalbu
.
Buang jauh-jauh sedihmu, Bu
Kita percaya dunia ini bukanlah surga
Bahagia atau luka semua hanya sementara
Yang abadi hanyalah ketulusan cinta kasihmu
.
Tersenyumlah, Bu
Kau malaikat bersayap kebaikan tak terhingga
Jangan biarkan sulit mengepak karena terendam duka yang membisu
Tak perlu risau, aku baik-baik saja
.
Usah berselimut lara, Bu
Perjalanan hidup tak selamanya mulus, terkadang terjal berbatu
Jangan lagi kau katakan aku tak bahagia atas hidupku ini
Karena bahagiaku adalah memiliki Ibu sepertimu...dulu, sekarang dan nanti...
.
.
Kampung Hujan, 150514
.
.
...seperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu ku membalas...Ibu...~ Iwan Fals
.
.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun