Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Yang T'lah Kau Buat Sungguhlah Indah, Buat Diriku Susah Lupa...

30 Juni 2014   14:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:11 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404087098857303897

Judul diatas berlaku untuk semua Ibu di dunia. Terhadap cerita kisah kasih anaknya yang kini telah tumbuh besar, memasuki usia remaja ataupun dewasa.

Kisah putra atau putri tercinta saat masih anak-anak tentu memiliki kenangan tersendiri bagi kedua orang tuanya. Terlebih bagi ibu yang mengandung dan melahirkan.

Bahkan kalau mau dirunut kebelakang, cerita saat anak masih dalam kandungan tentu sampai kapanpun akan menempati satu sisi di hati Ibu.

Bagaimana saat pertama kali mengetahui bahwa kehamilan memasuki minggu-minggu pertama, janin mulai tumbuh di dalam kandungan, merasakan mual, menikmati gerakan dan tendangannya didalam perut, membawa-bawa genderang besar dalam setiap aktifitas.

Mendadak menjadi wanita mulia yang menghindari semua makanan tidak sehat demi si jabang bayi. Lalu melakukan semua yang dianggap baik bagi pertumbuhan adik bayi.

Hingga merasakan sakit yang tiada terkira saat akan melahirkan. Begitu juga pertaruhan hidup dan mati bagi seorang Ibu yang harus dioperasi.

Saat permata hati hadir ke dunia, mulai dari kita melihat mata kecilnya yang terbuka, jernih cahaya mata tulusnya, gerak bibir mungilnya, genggam erat jemari mungilnya, hingga rona merah pipinya yang tentu membuat siapapun susah lupa.

Semakin besar semakin pintar. Sang ibu menyusuinya, memberinya makan, memandikan, dan memilihkan pakaian terbaik hanya untuk sekedar berjalan-jalan di sore hari.

Ketika anak mulai tumbuh besar, kita mendengar celoteh pertamanya, ia belajar duduk, belajar berdiri, berjalan, berlari, berputar dan menari... Benar-benar semuanya adalah kenangan terindah saat masa kecilnya.

Usia bertambah dan kehidupan semakin menuntutnya banyak hal. Ia mulai tertarik untuk bersekolah, bermain dengan banyak teman, gayanya yang seakan sudah pandai membaca, membawa tas kemana-mana, seakan tak sabar untuk menuntut ilmu.

Ingin belajar makan sendiri walaupun belepotan nasi disana-sini. Mulai pandai bernyanyi, mulai sigap menghafal banyak hal, hingga tak mau lagi dibantu saat mengambil barang yang letaknya cukup tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun