Banyak yang mengatakan bahkan turut merayakan tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang. Aktualisasi yang terjadi pada hari ini umumnya dilakukan oleh para remaja, muda mudi yang umumnya berpasangan. Sang pria biasanya menghadiahkan kekasihnya sebatang coklat atau lebih mahal lagi mengajaknya makan malam bersama di restoran kenamaan. Lalu sebaliknya, sang wanita merasa begitu bahagia apabila kekasihnya melakukan hal tersebut sambil ribuan kali mengucapkan aku cinta dan sayang padamu.
Refleksi apa yang terlihat disini? Cinta kasih seorang wanita hanya seharga coklat atau seporsi makanan di restoran yang harganya pasti terjangkau.Â
Fenomena yang miris seperti ini selalu terjadi setiap tahun. Lebih menyedihkan lagi tidak sedikit remaja muslim yang turut ambil bagian dalam perayaan ini. Katanya ini hanya sebatas lucu-lucuan atau ikut-ikutan saja. Waw! Yang seperti ini justru lebih bahaya lagi! Hal yang tidak sesuai syariah agama Islam kok buat lucu-lucuan? Pernah dengar kan bahwa apabila kita menyerupai suatu kaum maua kita termasuk didalamnya? Nah, apakabar kalau kita ikut-ikutan budaya yang seperti itu? Kita termasuk dalam kaumnya dong??Â
Mencari pendamping hidup memang tidak mudah, namun kunci yang bisa dijadikan pegangan adalah carilah seseorang yang bisa membawamu dalam kebaikan, minimal mengingatkan lalu bersama-sama menuju kebahagiaan yang syariah.Â
Bagaimana dengan pasangan yang ikut merayakan hari yang katanya disebut sebagai Hari Kasih Sayang dan memberi sebatang coklat yang dibeli di mini market? Lalu sang wanita menerimanya sambil jejingkrakan tak terkira karena melihat perwujudan cinta sang kekasih yang romastis malam itu. Aaahh... sadarkah bahwa dengan begini sang wanita hanya seharga coklat??? Sebaliknya, cinta sang pria hanya seharga coklat!!!Â
Mbak-mbak muslimah, para ukhti shaliha, yuk lupakan coklat, lupakan pacar. Hanya ingat Allah SWT yang pasti akan memberimu teman hidup yang paling baik dengan cinta yang lebih dari sekadar coklat. Karena Allah SWT adalah sang Maha Cinta pemilik kasih sayang seluas alam semesta.Â
(dnu, ditulis sambil kuliah, 13 Februari 2016, 11.49 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H