Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pelajaran Berharga dari Tukang Cuci Kendaraan

16 Mei 2015   13:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14317590941178912452

Kerjaan Tuntas, Ibadah Lunas!

Lagi-lagi ada kejadian sederhana namun luar biasa yang terjadi disekitar saya dan tertarik untuk saya bagikan kepada siapa saja yang membaca artikel ini.

Mencuci kendaraan telah menjadi aktifitas rutin saya dan keluarga saat hari libur tiba. Kami memang jarang mencuci kendaraan dengan tangan dan tenaga sendiri. Sama halnya dengan hari ini (16/5), hampir pukul 12.00 WIB kami tiba di tempat cuci kendaraan langganan.

Sambil menunggu kendaraan dibersihkan luar dalam kami asyik menikmati segelas jus alpukat dan sepiring nasi yang dihiasi potongan ayam goreng, lengkap dengan sambelnya. Kami terus memperhatikan segenap karyawan yang bekerja di tempat cuci kendaraan ini dengan seksama. Bagaimana mereka membersihkan bagian bawah kendaraan, bagian atas, luar dan dalam. Saya melihatnya mereka bekerja dengan penuh rasa bahagia, terbukti dengan adanya derai tawa yang sesekali terdengar dari para pegawai di arena pencucian kendaraan ini.

Terlihat tak ada beban berat yang menggelantung di bahu mereka, semua dikerjakannya dengan penuh cinta. Ya, cinta itu terlihat dari betapa ringannya mereka menjalankan tugas itu. Walaupun lelah pasti menyapa dan entah kotoran macam apa yang harus mereka bersihkan dari setiap kendaraan yang datang meminta untuk dibersihkan.

Tak terasa aktifitas mencuci kendaraan saya telah selesai. Moment ini bersamaan dengan terdengarnya kumandang adzan dzuhur, dan disinilah pemandangan menakjubkan mulai terlihat. Beberapa dari mereka yang sudah selesai menunaikan tugasnya untuk mencuci kendaraan bergegas masuk ke sebuah ruangan, dan beberapa menit kemudian keluar dengan kostum yang berbeda.

Mengenakan sarung, baju yang sudah diganti, lengkap dengan peci. Hebat! Tahu kemana kaki mereka melangkah? Ke sebuah masjid yang ada di seberang tempat cuci kendaraan ini.

Ini pemandangan yang luar biasa buat saya, ditengah kesibukan pekerjaannya mereka tetap ingat pada ibadah, dan terlebih lagi mereka tak lupa tentang baiknya bila melaksanakan ibadah sholat wajib di awal waktu.

Adzan berkumandang, Allah SWT memanggil selururh umatnya untuk segera sholat, dan mereka memenuhi panggilan tersebut dengan tidak menundanya. Terbayang betapa lelahnya mereka bekerja, namun begitu Allah SWT memanggil tak ada lagi yang dipertimbangkan selain bergegas ke masjid dan menghadapnya.

Usai menunaikan ibadah sholat dzuhur mereka kembali ke peraduan dan melanjutkan pekerjaan yang sudah menantinya.

Pelajaran yang amat berharga hari ini. Dimana kadang saya merasa amat sibuk ini itu tidak jelas sehingga lalai untuk menunaikan sholat tepat waktu. Para pegawai tempat cuci kendaraan itu saja bisa meninggalkan sejenak rutinitasnya lalu beribadah sebagaimana yang harus dilakukannya. So, semestinya saya dan kamu juga bisa kan? ^^

(dnu, ditulis sambil mengharapkan modem bisa terisi ulang sendiri lalu kembali bisa internetan tiada batas huhu…., 16 Mei 2015, 13.18 WIB)

[caption id="attachment_366100" align="aligncenter" width="494" caption="dok. pri"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun