Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kartini Masa Kini, Sederhana namun Tetap Bersahaja

21 April 2015   08:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:51 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Wanita Indonesia kini telah memiliki kesempatan yang sama dengan kaum pria untuk maju dan berkembang. Tidak ada lagi batasan yang mampu mencegah seorang wanita untuk berhenti pada satu titik dan berbalik, namun dengan tetap memperhatikan norma-norma dalam keagamaan atau kepercayaan masing-masing.

Menjadi wanita yang seutuhnya dengan peluang yang terbuka lebar untuk melebarkan sayap, aktualisasi dan pengembangan diri dengan tetap mengusung tujuan mulia yakni menjadi seorang wanita yang bermanfaat bagi sesama.

Semangat juang kewanitaan yang dipelopori oleh Kartini hendaknya terus mengakar dalam diri setiap kaum hawa saat ini dan hingga nanti. Emansipasi wanita yang telah lama didengung-dengungkan ke seluruh penjuru negeri semoga bukan hanya sekedar teori belaka. Kita sebagai penerus Indonesia tercinta, dengan kelemahlembutan sebagai fitrah wanita yang telah Tuhan berikan hendaknya bukan menjadi penghalang akan kegigihan suatu perjuangan yang bisa kita lakukan.

Raden Ajeng Kartini telah memulainya, dan kitalah seluruh jajaran wanita Indonesia yang berdiri di bumi pertiwi ini wajib menjadi penerusnya. Meluaskan makna kesejajaran antara laki-laki dengan perempuan, serta memperkaya pengertian akan perlunya peranan wanita dalam setiap upaya kemajuan bangsa. Namun dibalik itu semua anugerah wanita sebagai makhluk yang penuh kelembutan harus tetap dipertahankan diatas segala kemampuannya.

Menjadi pejuang wanita dalam era globalisasi, berperan dalam setiap bidang kehidupan sejatinya tidak hanya dilakukan oleh wanita-wanita yang berada di kota-kota besar saja. Seluruh kaum hawa yang berpijak di tanah Nusantara ini juga harus segera ambil bagian masing-masing untuk membuat diri kita menjadi lebih bermakna.

Dalam hal kesehatan misalnya, masuklah menjadi bagian terpenting darinya, dengan menjadi ahli kesehatan, seorang dokter, perawat ataupun penyuluh kesehatan masyarakat, dimana hal ini sangat penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Mulailah mendidik anak-anak dalam hal kesehatan, dari yang paling sederhana sampai yang ekstra dan luar biasa. Ajarkan kepada para tunas bangsa tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan agar kehidupan di masa yang akan datang dapat dijelang dengan cemerlang.

Dalam hal pendidikan formal, seorang wanita bisa menjadi pemimpin di sekolah, menjadi kepala sekolah, ataupun menjadi guru yang berarti mempimpin ratusan siswa. Menjadi sahabat anak, pendamping anak ataupun sekedar sebagai tempat berbagi untuk seluruh belahan jiwa yang ada di sekolah.

Di atas panggung politik pun seorang wanita Indonesia telah mampu menunjukkan kemampuannya. Telah banyak contoh yang dapat kita ikuti jejaknya, Ibu Sri Mulyani misalnya, seorang wanita Indonesia yang berhasil menduduki salah satu posisi penting di Bank Dunia, Ibu Megawati yang pernah menjadi Presiden, ada yang menjadi Menteri, Bupati ataupun menjadi Kepala Desa. Hal ini membuktikan betapa wanita Indonesia sebenarnya adalah wanita yang kaya akan pengetahuan, kemampuan dan keberanian.

Wanita maju dan unjuk kemampuan dalam berbagai bidang kehidupan, namun bukan berarti kini ia berada di barisan paling depan dari laki-laki. Atas kesederhanaan dan kelemahlembutannya, wanita tetap menjadi pribadi yang perlu dipimpin oleh seorang laki-laki. Namun disini garis kesejajaran telah boleh dinikmati, karenanya kini kita bebas berkarya, bebas bekerja, bebas mengaktualisasikan diri sesuai dengan pribadinya masing-masing.

Raden Ajeng Kartini telah membukakan pintu dan menunjukkan kepada kita semua, bahwa sesungguhnya wanita Indonesia adalah wanita-wanita yang hebat dan penuh daya juang. Kita sebagai penerus bangsa ini sudah sepatutnya mengekor semua jerih payah Sang Kartini, menempuh pendidikan tanpa henti, berbuat yang terbaik untuk negeri, namun tetap memperhatikan hati nurani bahwa harus senantiasa menjadi wanita yang sederhana namun tetap bersahaja.

Semangat Kartini adalah semangat juang seluruh wanita Indonesia.

Kartini masa kini teruslah bertumbuh, ikut ambil bagian dalam setiap kesempatan. Jangan ada yang berdiam diri atau hanya berpangku tangan. Karena bumi Indonesia akan semakin berjaya jika Kartini-kartini didalamnya terus menebar cinta dalam karya.

Majulah Kartini-kartini masa kini dalam balutan kasih yang sederhana namun tetap bersahaja.

(dnu, ditulis sambil menghayal pengen jadi Kartini yang sesungguhnya dengan membuat diri lebih bermanfaat bagi sesama, 21 April 2015, 08.17)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun