Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kang Emil, Semoga Proyek Trotoar Bandungnya Happy Ending

5 Januari 2015   16:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:47 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di akhir tahun 2014 lalu saya sempat mencicipi sebentar suasana kota sejuk nan nyaman yang dijuluki sebagai Kota Kembang, yakni Bandung, Jawa Barat. Sempat menginap satu malam disana, persisnya di sebuah hotel di Jl. Ir. H. Juanda.

Saya berani mengacungkan seluruh jempol yang saya punya berkat keelokan Kota Bandung yang kini ada. Tidak lain dan tidak bukan ini tentu berkat kerja keras Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan beserta Wakil, Walikota Bandung Ridwan Kamil beserta Wakil, serta seluruh jajaran staffnya. Dan juga berkat kerjasama yang baik antara pemerintah Kota Bandung dengan ribuan warganya.

Menyusuri tepi jalan di sore hari, angin sepoi-sepoi, pohon rindang, penjaja makanan ringan dimana-mana, serta hamparan factory outlet yang terus menyapa, sungguh menjadi satu kesatuan yang amat menyenangkan. Namun ada satu hal yang hampir membuat saya mengurangi nilai istimewa yang telah saya berikan untuk bumi Parahyangan ini, yakni trotoar yang belum selesai pengerjaannya dan berserakan begitu saja semua sisa-sisa perjuangannya. Misalnya, keramik yang selesai dipotong sesuai bentuk yang diinginkan dibiarkan tergeletak di tengah trotoar, dimana hal ini tentu amat menganggu para pengguna jalan.

Belum lagi tumpukan-tumpukan keramik tersebut berujung runcing dan tajam. Bayangkan jika banyak anak-anak kecil yang berlari-larian di sepanjang jalan tersebut dengan maksud ingin menikmati sapuan desau angin, tetapi malah menyenggol keramik dan kakinya terluka?

Belum lagi saat saya melintas di siang harinya, dan ketika itu hujan yang cukup lebat tengah menyapa. Berlarian dari sebuah toko roti dan bersegera menuju hotel, saya juga melewati trotoar tersebut. Betapa sayangnya trotoar lapis keramik yang baru setengah jadi menjadi semakin tak elok dipandang mata karena bercampur motif batik dari bercak tanah basah. Semuanya dikarenakan tapakan jalan yang belum tertutup keramik dengan sempurna.

Pengerjaan trotoar yang dilapisi keramik tersebut awalnya mengundang decak kagum saya dan pasti orang lain juga. Betapa pemerintah daerah ini amat memperhatikan estetika yang baik bagi setiap sudut kota yang dipimpinnya. Namun sayang beribu sayang ternyata ada masalah dalam pengerjaannya seperti yang diinformasikan di sini http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=279441

Sebagai warga tetangga, alias Jakarta, saya hanya bisa mendoakan dan berharap agar proyek pengerjaan trotoar ini segera selesai dengan happy ending. Agar Kota Bandung semakin cantik, secantik kembang di taman. Dan saat kembali lagi menikmati kota ini nanti, trotoarnya dimana-mana sudah nyaman dan bisa ditapaki tanpa ngeri. Lalu semua penikmatnya bisa maju mundur cantik ala Syahrini :p

(dnu, ditulis sambil salam-salaman ngucapin selamat tahun baru sama temen-temen sekantor, 5 Januari 2015, 08.44)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun