Dari waktu ke waktu pemerintah negara Indonesia terus bergerak dan bergulir memajukan peradaban bangsanya agar lebih baik di segala bidang. Tapi sadarkah kita apakah seluruh rakyat yang katanya di Kartu Tanda Penduduk-nya tertulis WNI alias Warga Negera Indonesia telah turut memajukan bangsa? Belum tentu. Masih banyak orang-orang yang dalam kesehariannya lebih senang melihat kesalahan dari orang lain, dan terus saja mengulik apa yang kira-kira bisa dijadikan bahan celaan atau lucu-lucuan yang terasa amat menyenangkan bila dikonsumsi bersama-sama (publik).
Salah satu contohnya ialah, betapa kita amat senang menyebut pemerintah tidak bisa bekerja karena ada satu masalah negara yang belum terselesaikan. Kita juga amat gembira menertawakan pemerintah dan mengatakannya lambat beraksi terkait masalah banjir yang setiap tahunnya terus terulang. Belum lagi kita amat bahagia menghujat pemerintah yang terus menerus kelolosan seorang koruptor yang padahal sudah ada KPK. Dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang kita dengan amat bebasnya menghujat dan menghakimi pemerintah tanpa pernah berfikir bagaimana jika kita yang memimpin kota atau Negara ini. Akankah lebih baik? Belum tentu.
Bagi seorang muslim, pribadi yang seperti ini adalah ciri-ciri orang yang belum bisa berubah dan memperbaiki diri, serta belum sepenuhnya memahami makna berhijrah terkait dengan peringatan 1 Muharam setiap tahunnya.
Sebagai seorang rakyat Indonesia dan seorang muslim/muslimah yang sudah selayaknya mampu menjadi contoh bagi yang lain, melalui peringatan 1 Muharram ini marilah kita bersama-bersama memasuki jalan perubahan ke arah yang lebih baik. Bagi diri sendiri dan tentunya bagi bangsa dan Negara.
- Jadilah seorang muslim yang tidak hanya bisa mencela, tetapi jadilah muslim yang mampu mencontohkan yang baik itu bagaimana.
- Jadilah seorang muslim yang tidak hanya mampu mengkritik, tetapi jadilah muslim yang juga mampu memberikan alternatif solusi.
- Jadilah seorang muslim yang tidak hanya mampu menilai orang lain, tapi jadilah muslim yang juga mampu memperlihatkan kemampuan diri.
- Jadilah seorang muslim yang tidak hanya mampu menertawakan pemerintah saja, tetapi jadilah muslim yang juga harus siap jika dirinya perlu ditertawakan.
- Jadilah seorang muslim yang tidak hanya mampu mengatakan “ia tidak bisa bekerja!”, tetapi jadilah muslim yang juga siap dan mampu memperlihatkan hasil kerjanya.
- Jadilah seorang muslim yang tidak hanya mampu berkata “mestinya begini…. mestinya begitu…”, tetapi jadilah muslim yang mampu menunaikan pekerjaannya dengan baik.
- Jadilah seorang muslim yang tidak hanya mampu menjadi mandor bagi orang lain, tetapi jadilah muslim yang merupakan bagian dari kerjasama itu.
Intinya mari kita sama-sama berubah menjadi warga Negara yang lebih baik jika memang kita menginginkan perubahan yang lebih baik dari negeri ini.
(dnu, self reminder ini ditulis sambil makan bubur ayam yang ayamnya ndak nampak sedikitpun haha…., 14 Oktober 2015, 09.34 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H