Minggu lalu saya dan keluarga menyempatkan diri bermain-main di salah satu tempat rekreasi tekemuka di timur Jakarta. Waktu itu usai menemani anak saya yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak untuk mengikuti lomba marchingband.
Setelah lomba selesai seluruh peserta dipersilakan untuk melakukan acara bebas, yakni boleh langsung pulang ke rumah ataupun menghabiskan waktu bersenang-senang di tempat rekreasi ini.
Berbagai arena permainan kami kunjungi dan nikmati. Benar jika dikatakan saat itu saya dan keluarga memang sengaja menjelajah hampir seluruh belahan tempat ini. Sampai akhirnya tiba giliran anak saya merengek meminta naik kereta api mini yang lintasan perputarannya nampak tidak terlalu jauh. Tanpa pikir panjang langsung kami membeli tiket dan bersegera antri menunggu giliran naik kereta warna warni ini.
Suasana menyenangkan dan benar-benar seru kerap menyelimuti sepanjang aktifitas kami di lokasi rekreasi ini. Hingga sampailah pada urutan kami untuk naik kereta mainan yang nyaris mirip dengan kereta api sungguhan. Saya dan keluarga naik sembari mengambil posisi duduk terbaik, demi antusiasme yang tak terbendung untuk menikmati pemandangan sepanjang jalur kereta nanti.
Bel berbunyi, petugas yang seolah-olah petugas tiket di kereta segera memeriksa kesiapan karcis seluruh penumpang. Begitu semuanya siap, bel lokomotif kembali berbunyi tanda kereta siap berkelana. Satu, dua, tiga, hingga dua puluh meter kedepan kami melewati lintasan yang menarik. Diantaranya bangunan berbentuk istana, lalu terowongan ajaib, hingga mulai memasuki sisi belakang lintasan kereta yang mirip sebuah kebun.
Kebun yang cukup luas ini dihiasi berbagai tanaman liar berukuran besar maupun kecil. Sesekali melintas kupu-kupu yang berusaha memberi kesan keindahan ditengah aneka bentuk ranting yang menjuntai, serta hamparan tanah yang bertebaran sampah daun kering. Saya mulai aneh melihat pemandangan disini. Diperlintasan kereta api anak-anak yang semestinya sejuta keindahan dan keseruan dunianya menjadi pemandangan yang wajib ada.
Tapi bagaimana dengan rute ini? Rute alat transportasi mini warna warni yang entah keasyikan macam apa yang sudah bergumul di otak penumpang yang sebagian besar adalah anak-anak.
Ya, kumpulan asap putih yang cukup tebal mulai menghiasi perjalanan ini. Lengkap dengan aroma tak sedap persis seperti hasil dari pembakaran sampah di pemukiman umum! Saya yakin, ini benar-benar hasil pembakaran sampah!
Merasa ini adalah hal yang aneh terjadi di tempat rekreasi sebesar ini, spontan saya mencari dengan sekuat pandangan mata dari mana asap dan aroma ini berasal. Yup! Saya melihat sebuah gundukan sampah lengkap dengan proses pembakaran yang sedang terjadi didalamnya!
Aneh! Ajaib! Kok bisa ada pembakaran sampah disini? Di tengah-tengah arena kegembiraan yang banyak didamba jutaan keluarga! Di perlintasan mainan anak yang semestinya cantik, rimbun bahkan indah! Tapi ini, gundukan sampah sedang dibakar disana.
Maju sekian meter kembali saya dikejutkan dengan lagi-lagi hal yang tak lazim ada disini. Beberapa binatang liar ada disana! Ini bukan arena permainan binatang, tapi kenapa ada binatang-binatang itu? Terlihat sedang mencari makan, dan jelas terlihat, ini benar-benar liar! Semakin aneh!