Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Aplikasi Online “Khusus Tengah Malam” Buatan Pemerintah Indonesia

25 Maret 2015   07:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:05 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah saya ingin komentar menggunakan bahasa yang seperti apa terhadap pemerintah Indonesia saat ini. Khususnya pada aplikasi sistem online terkait dengan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Warga Negara Indonesia (WNI). Jika tidak memenuhi kewajiban ini maka ada sanksi yang akan ditanggung oleh WNI. Nah maksudnya pemerintah mungkin ingin mempermudah warganya dalam menunaikan kewajiban tersebut dengan membuat suatu aplikasi online. Jadi warga tidak perlu bersusah payah mengantri di kantor kepemerintahan yang dimaksud, tetapi bisa dilakukan secara online dari mana saja selama ada jaringan internet.

Ini adalah kali ke dua saya menemukan jawaban yang amat “luar biasa” dari pelaku/petugas/pejabat berwenang untuk pelaksanaan kewajiban WNI secara online. Yang pertama aplikasi online untuk bidang kesehatan nasional, selanjutnya aplikasi online untuk ketaatan pembayaran suatu biaya kepada Negara.

Aplikasi ini sungguh tidak memudahkan. Bagaimana tidak, sangat amat sulitnya menggunakan aplikasi ini di siang hari, siang bolong, jam kerja, hari kerja atau bahkan bisa dibilang saat matahari masih bersinar cerah. Saya mengalaminya sodara-sodaraaaa…. !!!

Untuk aplikasi bidang kesehatan nasional ini, ketika saya tanyakan kepada pejabat yang berwenang jawabannya adalah “iya kalau siang banyak yang akses Bu, jadi agak lambat servernya… bahkan gak bisa dibuka… Kalau mau lancar aksesnya sebaiknya jam 3 atau 4 pagi Bu…..”

Oh nooo…. jawaban macam apa ituu???

Jawaban yang persis sama juga saya dengar melalui diskusi di radio untuk aplikasi kewajiban pembayaran suatu biaya seorang warga kepada Negaranya. Aneeehhh…. apakah aplikasi ini memudahkan warga untuk menunaikan kewajibannya? Sedangkan ketika waga mencoba taat pada Negara namun tidak didukung oleh aplikasi yang mumpuni! Bagaimana ini?? Harus menunaikan kewajiban di tengah malam buta dimana itu adalah waktu istirahat semua orang?? Entahlah, mungkin sang pembuat aplikasi sudah amat lelah sehingga lupa bagaimana caranya membuat suatu sistem yang performanya bisa tetap baik walau digunakan kapanpun.

Ah, sungguh emosi saya menuliskan keluhan ini L

Indonesia sebagai Negara yang kaya raya dengan bukti korupsi bisa dilakukan dimana saja, nampaknya mungkin bisa ya uang-uang yang dikorupsi tersebut setelah sebagian dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat, digunakan juga untuk modal membuat sistem pelayanan yang baik nan mumpuni.

Mumpuni disini maksudnya ialah bisa support kapan saja saat warganya membutuhkan, tidak kenal waktu sampai satuan detik sekalipun.

Rencana kerja pemerintah yang luar biasa ini memang patut diacungi beribu jempol, yakni betapa para petinggi di Negara ini sebenarnya amat perhatian pada warganya, dengan cara membuatkan sistem yang katanya terintegrasi dengan baik. Namun aplikasinya di lapangan masih sangat jauh dari impian. Dan jawaban-jawaban para praktisi yang berkecimpung didalamnya turut menurunkan nilai takjub yang awalnya saya pribadi telah menyambutnya dengan mata berbinar.

Ketika aplikasi disusun bukankah segala kemungkinan telah dipikirkan dengan baik? Bagaimana jika ada 5 juta orang mengakses dalam waktu yang sama? Bagaimana jika tiba-tiba hujan lebat, petir bersahutan dan angin kencang, apakah sistemnya tetap bisa bekerja dengan sempurna? Jangankan hujan, siang bolong dibawah mentari yang indah saja aplikasinya mogok tak mau bekerja. Dan katanya harus menunggu tengah malam buta nan romantis untuk bisa berselancar dengan asik dengan aplikasi ini L

Warga diminta menunaikan kewajiban tapi sarana dan prasarananya tidak disiapkan dengan baik. So, jangan salahkan warga jika telat menunaikan kewajiban atau masih memilih jalur yang konvensional.

(dnu, ditulis sambil makan ayam goreng di warung bebek goreng, 24 Maret 2015, 18.30)

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun