Mencuplik segambreng pengalaman dalam rangkaian acara Pekan Olahraga dan Seni Astra 2015, yang diselenggarakan oleh PT Astra International untuk seluruh anak perusahaannya yakni Astra Group pada Jumat – Minggu (16 – 18/10) lalu, kini saya memiliki pelajaran berharga yang ingin saya bagikan.
Kedengarannya sederhana, hanya sebuah kata “sportifitas”. Tapi tahukah Anda seberapa besar makna kata tersebut? Bagi saya, sangat besar sekali.
Dalam hidup dan kehidupan tentu kita mengalami hal-hal yang tidak selalu menyenangkan. Baik itu memang hal yang terrencana, artinya kita tahu memang akan terjadi hal yang tidak mengenakkan tapi kita tidak bisa menghindarinya. Atau kejadian yang diluar kuasa kita dan kita tidak mungkin menghindarinya.
Jika sudah terjadi hal yang sepert itu tentu keadaan hati di dalam dada ini hancur lebuh berkeping-keping sakit tak terkira tak dinyana tak ada obat pun pembalut luka dan kecewa.
Dalam keadaan yang paling sakit sekalipun, sebagai manusia normal yang penuh dengan tipu daya, kita selalu ingin tetap tampil baik bukan? Tampil gagah, seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Tapi yang sesungguhnya? Sakit dan sedih bukan? Dalam keadaan yang seperti ini bukan tidak mungkin umpatan demi umpatan keluar dengan bebasnya dari dalam hati. Nah, mengumpat itu perbuatan yang terpuji bukan ya? Sebuah perbuatan pemberani atau pecundang?
Disinilah dibutuhkan sikap yang pemberani atu gentle untuk menghadapi semuanya. Dalam sebuah pertandingan misalnya, jika kita berada di pihak yang kalah maka terima saja, tanpa perlu mencari-cari kesalahan lawan dan berusaha menjatuhkannya. Sportif saja. Terima kekalahan dengan besar hati. Bukankah jika kita ingin menaiki anak tangga kita tidak boleh menempuh cara dengan menginjak teman yang lainnya?