Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Introvert, Lelah di Keramaian

15 Maret 2021   10:17 Diperbarui: 15 Maret 2021   11:20 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Entah mengapa bukan gembira yang didapat melainkan rasa tidak nyaman cenderung lelah jika berada di tengah keramaian. Memang terdengar cukup aneh, umumnya sebagai makhluk sosial manusia akan selalu membutuhkan orang lain dan dapat dikatakan manusia akan lebih gembira jika kumpul bersama-sama, tetapi tidak dengan seorang introvert. Makan bersama yang diselingi dengan senda gurau menjadi moment yang sangat seru bagi orang yang memiliki kepribadian terbuka. 

Contoh lainnya adalah berkumpul di sebuah kedai hanya untuk menghabiskan secangkir kopi dan menikmati sepiring kentang goreng bersama-sama juga menjadi aktifitas yang sangat menyenangkan bagi sebagian orang. Berkumpul bersama dalam kelompok besar, saling bercerita dan tertawa akan menjadi situasi yang selalu dinanti, tetapi tidak bagi dia, Si Introvert.

Baginya berkumpul bersama hanya akan menghabiskan energinya saja, dia akan menjadi lelah jika berlama-lama berada di keramaian. Si Introvert akan bingung seakan tidak mengerti apa yang harus dilakukan, ketika lingkungan berbagi cerita, adu argumen dengan gelak tawa, namun ia tidak tahu harus berbuat apa. Ingin masuk dalam pembicaraan, ia bingung harus memulai dari mana. Ingin ikut tertawa, ia merasa bahwa itu bukan dirinya. 

Oleh karenanya ia merasa lebih nyaman untuk diam saja. Kebingungan-kebingungan itulah yang membuatnya menguras energi dan dia akan lelah. Ia lelah berfikir harus berbuat apa, ia lelah berfikir bagaimana caranya bisa seaktif mereka, ia lelah berfikir apa kata pertama yang bisa diucapkan jika ingin turut bercerita. Semuanya membuat lelah.

Keputusannya untuk berdiam diri di tengah keramaian kadang kala diartikan berbeda oleh orang yang belum mengenalnya. Tidak jarang predikat pendiam, sombong hingga angkuh melekat di dirinya akibat dari sangat diamnya dia. Padahal dibalik itu semua ada perasaan-perasaan yang berkecamuk di dalam diri seorang introvert, yang sebenarnya ia ingin turut bergabung berbicara dan bergembira di lingkungannya. Tapi apalah daya, ia akan tetap merasa tidak bisa, malu, takut dan perasaan-perasaan lainnya yang pada akhirnya membuat dia hanya diam saja. Akibat dari itu semua maka tingkah laku yang kakulah yang tampak dari dirinya, seakan ia gerogi, pemalu atau sejenisnya, hingga yang paling parah ia akan diberikan predikat sombong, ekslusif dan tidak mau bergaul.

Dalam keraiaman introvert memang akan menjadi anomali atau beda sendiri, karena hanya dia yang berdiam diri, hanya dia yang berbicara secukupnya, hanya dia yang tersenyum sementara yang lain terawa terbahak-bahak. Dengan hadirnya ia di keramaian sebenarnya adalah bukti bahwa introvert tengah mencoba untuk lebih terbuka, ia bersedia bergabung, berada di sana dan mencoba masuk ke dalam keriuhan yang ada. 

Namun apalah daya, lagi-lagi darah introvert yang mengalir deras di dalam dirinya mambuat tidak satupun gelak tawa keluar dari mulutnya. Introvert sudah lelah dengan keramaian dan sekuat tenaga mencoba masuk ke dalamnya, tapi ia masih harus menanggung beban cibiran orang yang melabeli dirinya macam-macam.

Introvert memang akan merasa lebih nyaman jika berada dalam lingkungan yang sempit, maksudnya adalah lingkungan dalam kelompok kecil seperti berkumpul hanya dengan 2 atau 3 orang saja. Kelompok kecil seperti ini merupakan tempat yang paling nyaman untuknya, karena jumlah orang yang sangat sedikit membuat introvert akan lebih terbuka dan "bisa bicara". Terlebih lagi jika introvert telah menemukan orang yang tepat maka ia akan menjadi sangat terbuka, senang bercerita, tertawa lepas dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang tidak akan pernah tampak jika ia berada di tengah keramaian. Introvert hanya butuh tempat yang tepat untuk ia bisa menjadi orang yang menyenangkan.

Jangan hakimi introvert, he's not bad -- he's just extremely quite. Jangan hakimi, sifat itu Tuhan yang beri.

(dnu, ditulis sambil dengerin lagunya Andmesh yang sendu-sendu giman gitu haha!, 15 Maret 2021, 09.54 WIB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun