Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Taat Beragama di Mana Saja

22 Agustus 2017   11:46 Diperbarui: 23 Agustus 2017   13:08 1633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan yang menyejukkan saja jumpai di dalam kereta cepat yang melaju diatas rel berbaris rapi, di negeri matahari terbit, Jepang. Seorang wanita paruh baya nampak tenang dan dan khusyuk menunduk tiada angkat kepala dalam jangka waktu yang lama. Ia asyik membaca sebuah buku, dibaliknya dari satu halaman ke halaman lain, dan sesekali merapikan beberapa kuntum bunga yang dipangku manis dalam dekapan tangannya.

Sejak awal melihatny saya cukup penasaran buku apa yang sedang ibu tersebut baca, nampaknya serius sekali. Sangat berbeda dengan penumpang lainnya yang kerap sibuk dengan layar telepon pintarnya masing-masing, wanita yang mengenakan kimono, kaos kaki putih bersih, dan sandal jepit kayu khas negeri sakura ini benar-benar memiliki dunianya sendiri.

Sebelumnya di kereta ini saya berdiri dan persis di hadapan beliau, namun di sebuah stasiun saya mendapatkan kesempatan untuk duduk yang teramat istimewa karena bisa berada di sampingnya. Sebenarnya agak kurang sopan jika saya yang sudah berada pada posisi amat dekat dengannya ini berani mengintip dan mencari tahu buku apa yang sebenarnya sedang ia baca. Tapi dorongan rasa ingin tahu saya lebih besar dari pikiran-pikiran lainnya, maka tanpa berlama-lama saya beranikan diri sedikit menoleh ke kiri dan melihat sesuatu apa  dalam buku yang begitu menarik mata indahnya.

Ternyata, buku tersebut berisi banyak gambar dengan beberapa penjelasan dalam tulisan kanji. Gambar-gambar tersebut seperti gerakan-gerakan ibadah, karena nampak seseorang sedang membungkukkan badan hampir seperti sujud, seseorang yang sedang duduk diatas dua kaki yang dilipat, seseorang yang sedang memegang sebuah tangkai atau kayu kecil panjang, serta gambar orang-orang yang sedang melakukan gerakan-gerakan lainnya. Saya perkirakan buku ini adalah buku agama, atau bisa dikatakan sebagai buku panduan beribadah.

Wow, nice! Di tengah lingkungan kereta yang begitu modern dengan hiruk pikuk layar telepon pintar, ternyata terselip satu wanita yang mengenakan pakaian tradisional Jepang lengkap dari atas sampai bawah, pakaiannya bersih, rapi, dan ia duduk dengan tenang sambil membaca buku agamanya. Saya perhatikan sepanjang perjalanan, tidak sedikit pun ia tergoda menengok telepon pintarnya atau tergerak untuk mengutak atiknya. Ia konsisten dengan aktifitas rohaninya.

Salah satu pelajaran yang dapat diambil dari pemandangan ini adalah tentang semangat meningkatkan kadar keimanan di mana pun dan kapan pun. Kadang dalam keadaan yang paling lapang saja kita lupa untuk mengingat sang pencipta, walau ada yang berpendapat jika dalam keadaan sempit kita maka manusia akan otomatis mengingatnya. Tapi, Ibu tersebut sepertinya adalah contoh yang baik, dalam keadaan nyamannya dia duduk di kereta yang sejuk, ia tidak terlena lalu hanya memikirkan dunia, tapi tetap membawa buku agama lantas dibacanya.

Kereta hanya sebagai wadah, utamanya adalah keadaan nyamannya seseorang yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup dan keimanan. Banyak keadaan nyaman yang lebih sering kita gunakan untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan dunia, lantas kapan urusan dengan Sang Pencipta kita tingkatkan? Yuk mulai dari sekarang kita bersama-sama menyempatkan walau sedikit saja disela-sela padatnya aktifitas untuk tetap berusaha dekat dengan Allah SWT. Mengaji sesaat di tengah jam istirahat kerja? InsyaAllah bisa. Sholat tepat waktu walaupun sibuk? Harus bisa!

#DNU

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun