Hari ini (29/4) diperingati sebagai Hari Tari Sedunia, dan kita bisa memaknainya sebagai hari di mana kita perlu mengingat kembali akan keindahan budaya Indonesia melalui ragam tariannya. Seni tari dibagi menjadi dua jenis yakni tari tradisional dan tari modern, namun terdapat inovasi dari dua jenis tarian tersebut yakni tari tradisional modern.Â
Tari tradisional jelas mengangkat kebudayaan suatu daerah tanpa mengubahnya sedikit pun, dan fungsi dari tarian ini selain hiburan adalah sebagai ucapan selamat datang. Di beberapa daerah terdapat tarian selamat datang yang dilenggokkan saat menyambut tamu yang datang ke daerah tersebut. Jenis tarian seperti ini biasanya dilakukan dalam menyambut tamu khusus seperti pemerintah daerah, ataupun kepala adat.
Jenis tarian yang ke dua adalah tarian modern atau kerap disapa modern dance. Gerak pada tarian ini lebih kekinian mengikuti perkembangan zaman, dan musik pengiringnya pun biasanya menggunakan lagu-lagu populer yang terkenal di masanya. Modern dance kerap ditampilkan sebagai hiburan dalam suatu acara agar lebih bersemangat dan meriah.
Berikutnya adalah inovasi dari dua jenis tarian di atas yakni tari tradisional modern. Jenis ini memadukan budaya tradisional dengan budaya modern. Pakaian yang digunakan oleh penari tradisional modern biasanya tetap sesuai adat daerah terkait, namun dalam aksinya terdapat beberapa gerakan kekinian yang lebih modern. Musik pengiringnya pun terkadang hasil kolaborasi musik tradisional dan modern.
Seni tari saat ini masih banyak peminatnya, dan lembaga-lembaga yang menyediakan sarana dan prasarana untuk kursus menari. Belum didapat data yang akurat yang menunjukkan angka minat anak-anak terhadap kegiatan menari sebagai salah satu penyaluran hobi. Di kota-kota besar mungkin menari sudah menjadi aktivitas yang tidak terlalu menarik, namun tampaknya masih banyak di daerah-daerah negara kepulauan ini yang para generasi penerusnya menekuni dunia tari menari sebagai warisan nenek moyang kita yang cukup mahal harganya.
Tentu kita tidak ingin suatu tarian diakui sebagai budaya khas negara lain bukan? Oleh karena itu yuk nyalakan kembali budaya menari tradisional maupun tradisional modern kepada anak-anak kita sebagai tunas-tunas kecil sang pemegang warisan kebudayaan bangsa.
(dnu, ditulis sambil ngantuk, 29 April 2017, 22.04 WIB)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H