Malam itu (13/5) saya menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam berada di tempat yang agak kekinian, yakni warung kopi. Ini adalah sebuah warung kopi modern ala ala zaman sekarang, tempat orang-orang pada nongkrong ( yang menurut saya) tidak jelas, entah menunggu apa, atau hanya sekedar membunuh waktu.
Tapi tidak dengan saya, ada hal penting yang harus saya lakukan disini, dan harus di sini di warung kopi ini.
Saya memang agak kurang terbiasa menghabiskan waktu di arena yang tercium bau kopi menyengat seperti tempat ini. Tidak pengin muntah sih, cuma entah kenapa aroma bensin masih lebih menarik bagi saya, walaupun saya tidak pernah memutuskan untuk kongkow-kongkow di pom bensin.
Saya mulai memperhatikan ke sekeliling warung yang kekinian ini. Bagi saya suasananya tidak terlalu menyenangkan, apalagi menenangkan, tidak sama sekali. Tapi kenapa ya banyak orang yang tertarik untuk duduk-duduk disini? Yah biarkan sajalah, toh setiap orang berhak hidup dengan gayanya masing-masing.
Secara cita rasa minuman kopi di warung ini juga saya tidak bisa bekomentar banyak, jelas karena saya bukan pecinta kopi. Sekali lagi karena ada sesuatu yang harus saya lakukan disini makanya saya berada di warung kopi ini.
Sekali-sekali saya beli sih minuman kopi tak murni yang rasa kopinya sudah hampir hilang. Cappuccino, minuman bercita rasa kopi dengan sungguh tak nyata dan kopinya entah dimana. Atau Capuccino yang saya beli harganya terlalu dibawah standar sehingga rasa kopinya nyaris punah? Bisa saja. Yang pasti saya menikmatinya. Karena apa? Saya bukan pecinta kopi ^^
Tapi di warung ini, ada sebuah slice cake yang amat saya suka, cheese cake biasa sih, tapi berhubung itu adalah cake kesukaan saya, ya saya atidakp semua cheese cake hanya memiliki dua rasa, yaitu enak dan enak sekali ahahaa… Eh tapi hampir di setiap warung kopi kekinian ada sih slice cake macam itu, tidak cuma di warung ini aja :D
Selain warung kopi ini ada satu warung kopi modern lainnya, kompetitor sih sebenarnya, yang menurut saya suasananya lebih nyaman. Saya bisa berjam-jam nangkring disana dengan tanpa melakukan apa-apa, bisa dibilang bengong-bengong ala orang kaya. Hanya sekedar menemani teman yang minum kopi, saya cukup ikutan dengan menghabiskan satu cup muffin dan satu slice cheese cake, cukup membuat saya bolehberalasan berada disana dalam waktu lama.
Selain sofanya lebih empuk, aroma kopinya yang tak tidak terlalu menohok hidung dan perasaan, cukup membuat saya berkeputusan warung kopi kekinian yang satu ini lebih nyaman.
Esok harinya (14/5) saya dan keluarga berkunjung ke rumah kerabat yang berada di kawasan Tangerang. Lagi-lagi ada kopi dalam kisah perjalanan di hari libur ini. Sebelum masuk ke dalam perumahan yang dimaksud, kami harus melewati jalanan yang di kanan kirinya ada bangunan besar bertuliskan merk sebuah kopi yang cukup ternama di Indonesia.
Sebelumya saya sudah pernah melewati jalur ini, dan ketika itu aroma kopi yang cukup wangi menguap ke udara hingga para pengguna jalan bisa menikmati secangkir kopi dalam khayalan namun nyata dalam wewangian.
Wangi sekali. Wangi kopi. Entah ya apakah di dalam gedung besar tersebut terdapat sebuah tungku yang sedang bekerja untuk merebus butiran kopi untuk menjadi kopi cair. Atau ada mesin-mesin tertentu yang sedang memproses sebuah biji kopi pilihan menjadi serbuk kopi. Ah mana saya tahu, saya hanya lewat dan tak pernah berniat bertanya pada security yang sedang berjaga di depan pintu gerbang tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam.
Hari itu saya dan suami kembali mengulangi kesuksesan mencium aroma kopi yang pernah terjadi. Mobil segera melintas, kaca kanan kiri bersiap untuk dibuka, hidung siap mencium dan otak siap bekerja mengubah uap kopi yang harum menjadi khayalan nyata di depan mata.
Walau sekali lagi, sesungguhnya saya bukan pecinta kopi. Seru-seruan aja menikmati wangi kopi gratisan. Karena kalau di warung kopi kekinian, jika kita ingin menikmati wangi kopi kita harus membayar sejumlah rupiah untuk digantikan dengan segelas kopi dan seberkas wangi kopi. Namun bagaimana dengan di jalanan ini? Gratis haha…
Kata penikmatnya, wangi kopi memang selalu menggoda. Tapi tidak dengan saya, hanya sale di department store yang seringkali berhasil membuat saya tergoda lahir batin wkwkwkw….
Kata teman-teman disekitar kopi juga memiliki fungsi yang amat berarti, selain sebagai penghilang kantuk dan membuat pikiran lebih fokus, kopi juga bisa menjadi teman nongkrong yang asyik. Hhmm… ada kopi tapi tidak ada laptop, buat saya sih tetep tidak asyik. Balik lagi, setiap orang berhak hidup dengan gayanya masing-masing haha…
Masih terkait kopi, saya itu memiliki masalah kekinian yang berlangsung sejak zaman dahulu kala. Mengerti maksudnya? Ahahaha…. Lupakan. Kepala ini mudah sekali pusing, entah karena apa. Setelah diperiksa oleh dokter syaraf, beliau menyarankan saya agar meminum obat paling ringan untuk menghilangkan rasa sakit yang menyerang kepala. Minum kopi.
“Lebih baik minum kopi, daripada minum obat penghilang rasa sakit kepala…. Kalau tidak mempan dengan kopi, baru minum obat…. tapi umumnya kopi bisa menghilangkan pusing….” Kurang lebih demikian saran sang Dokter.
Hohoho…. menyenangkan sekali kedengarannya ya. Untuk banyak orang mungkin bisa dengan berbahagia minum segelas kopi saat sakit kepala. Bisa jadi saat tak sakit pun, dengan alasan pencegahan hihihi…
Tapi sayang sekali, saya bukan pecinta kopi. Jadi baru sekali saya mengikuti saran Dokter ini. Selebihnya mengikuti saran dari hati nurani.
Kopi, kopi dan kopi. Saat ini banyak badan usaha berlomba-lomba untuk membuat minuman kopi terbaik, terenak, termurah dan termudah cara meminumnya. Mulai taruh di botol, gelas, kemasan permen atau mungkin suatu saat nanti ada yang menjual kopi siap minum dalam ukuran gallon. Sehitidak kapan pun butuh kopi titidakl tekan dispenser dan semuanya siap dinikmati.
Banyak pemuda pemudi juga yang berlomba adu kesegaran sebuah acara dengan menyeletidakrakannya di kedai kopi. Dengan alasan kedai kopi adalah tempat ngumpulnya anak muda, santai dan suasananya tak menjenuhkan.
Ada lagi istilah “ngupi-ngupi cantik”. Kalau yang ini untuk cewek-cewek yang ingin santai-santai sambil membuat gigi hitam dengan minum kopi huhuhu…. Sambil ngobrol ngalor ngidul, sambil minum kopi, asal jangan sambil bergunjing hehe…
Nampaknya saat ini kopi menjadi minuman yang kekinian. Bisa dibilang, tidak gaul kalau nongkrongnya tidak di warung kopi. Atau garing kalau bikin acara bukan di kedai kopi. Bahkan ada juga pendapat yang mengatakan tidak kekinian kalau tidak minum kopi.
So, ingin kekinian? Minum Kopi! haha…
Tapi kalau tidak suka kopi, jangan dipaksakan ^^
#dibaliksecangkirkopi
(dnu, ditulis bukan di warung kopi dan tidak sambil minum kopi, 14 Mei 2015, 18.18 WIB)
[caption id="attachment_366391" align="aligncenter" width="322" caption="dok. pri"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H