Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pesta Bikini Setelah Lulus UN

25 April 2015   09:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:42 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Splash After Class, Pesta Bikini setelah Lulus UN

Beberapa hari terakhir ini tersiar kabar yang amat mengagetkan banyak kalangan, yakni tentang adanya pesta bikini yang diperuntukkan bagi siswa siswi yang baru saja menyelesaikan Ujian Nasional (UN). Luar biasa menggila!!! Apa tujuannya ini semua???

Saya sebagai penikmat berita-berita yang terus bertebaran dari Sabang sampai Merauke baru kali ini benar-benar terperanjat dan mencoba menelaah baik-baik apa maksud dari kegiatan ini! Splash after Class, begitulah tajuk acara tak bermoral yang sedianya akan diselenggarakan pada Sabtu (25/4) ini. Dengan mengambil tempat di sebuah Hotel, persisnya ditepian kolam renang, dan dimulai pukul 22.00 WIB, sebuah event organizer menyelenggarakan acara ini.

Pesta pora tak berakal sehat ini kenyataannya memang sudah dibatalkan. Suatu situs berita mengatakan karena pihak kepolisian yang tidak memberikan izin keramaian untuk penyelenggaraan acara ini, namun ada juga informasi yang mengabarkan pembatalan acara ini dikarenakan adanya penolakan dari Kemendikbud. Walaupun berdasarkan berita yang saya baca di sebuah situs berita online lainnya menyebutkan bahwa Kemendikbud merasa tidak memiliki wewenang untuk menolak pelaksanaan kegiatan ini, dikarenakan berada diluar ranah tanggung jawabnya.

Tapi dibalik itu semua, menurut saya, siapapun yang masih mencintai pertumbuhan anak cucu kita sebagai pewaris negeri patut menggelar aksi penolakan besar-besaran terhadap penyelenggara acara, dan terutama kepada pencetus ide!

Awalnya pesta ajaib ini undangannya dibuka untuk umum, informasi acara juga disebarkan via youtube dan media cetak. Tiket yang dijual juga beraneka ragam, mulai dari harga Rp 150rb sampai dengan Rp 5jt. Saya makin pusing melihat pembagian tiket ini. Memangnya akan ada apa dengan yang harganya paling mahal?? Sudahlah, tak perlu dipikirkan terlalu mendalam. Toh Alhamdulillah acaranya pun sudah positif dibatalkan.

Tapi apakah dengan batalnya “pesta bikini” ini juga berarti selesai masalahnya? Menurut saya sih belum, malah justru ini adalah awal dari kehancuran semuanya! Mengapa demikian? Okelah acaranya kali ini batal, tapi yang harus diingat adalah, tidakkah hal ini akan menginspirasi para muda mudi generasi penerus bangsa Indonesia kita tercinta??? Bukan tidak mungkin akan banyak manusia yang berfikiran sama untuk mengadakan hal sejenis! Entahlah apa itu namanya, yang pasti tak bermoral dan jelas-jelas melanggar norma kesusilaan.

Bukan hanya muda mudi, tapi pribadi dalam usia berapapun tentu akan terinspirasi oleh ide acara seperti ini.

Agama apapun pasti mengajarkan hal-hal yang baik. Dan saya yakin tidak ada yang seiring sejalan dengan pesta bikini macam ini. Setiap bagian dari batalnya Splash after Class ini akan menjadi pelajaran bagi siapa saja. Sang muda akan berfikir :

“okelah suatu saat kita selenggarakan pesta seperti ini tapi diam-diam saja, hanya untuk kalangan terbatas saja, tak perlu mengajukan izin keramaian kepada kepolisian, tak perlu ini, tak perlu itu dan tak perlu ingat apa-apa lagi…”

Mungkin saja kan?

Semuanya akan menjadi inspirasi yang baik bagi siapa saja yag berusaha mengambil kesempatan dalam kesempitan. Semuanya akan berupaya mencari satu saja pembenaran diantara seribu kesalahan.

“Ini hanya pesta biasa, hanya merayakan kelulusan saja, tidak lebih, hanya berbeda kostum saja yakni mengharuskan seluruh pesertanya mengenakan summer dress…”

Oh my God! Bagi saya, sudah tidak ada lagi yang bisa dibenarkan dari aktifitas macam ini. Nomer satu, dengan budaya bangsa kita saja sudah tidak sesuai, dimana kita amat menjunjung tinggi adat ketimuran.

Pertanyaan berikutnya, apa yang perlu dirayakan dari sebuah kelulusan sekolah tingkat pertama atau tingkat atas? Masih sangat panjang sekali jalan yang harus ditempuh untuk meraih cita-cita, menata hidup yang baik, menjalani proses pahit getir mencapai langit dan menembus berbagi lapisan atmosfer!

Tidak saya katakan bahwa kelulusan tidak perlu dirayakan. Boleh-boleh saja, tapi yang harus diingat adalah lebih tepat jika bentuknya itu bersyukur, bukan berpesta. Rayakan keberhasilanmu dengan cara yang paling elegan. Bukan sembarangan tanpa pertimbangan.

Apakah jalan hidupmu selesai jika sudah lulus UN? No! Masih jutaan kilometer di depan sana yang menanti untuk ditapaki dan dijejaki dengan baik. Jika berpesta sekarang apakah akan mengubah seluruh jalan hidupmu sehingga menjadi lebih mudah dalam mencapai cita-cita? Jelas tidak!

Masalah pesta bikini setelah lulus UN jelas bukan menjadi Pekerjaan Rumah (PR) berat para orang tua saja. Namun juga bagi para pendidik, tokoh masyarakat, para ulama, petinggi Negara hingga kita sendiri sebagai para pecinta pendidikan dan pertumbuhkembangan generasi muda.


Perlu penanaman tentang pendidikan moral yang lebih baik lagi bagi seluruh anak didik, tentang bagaimana perbuatan yang baik dan tidak. Perlu pemantapan pendidikan tentang budi pekerti yang terpuji, serta menjauhi yang tercela.

Selain itu perlu juga upaya yang berkesinambungan untuk meyakinkan dalam diri agar terus mengakar tentang pentingnya arti sebuah kejujuran. Jujur pada diri sendiri dan jujur pada Tuhan. Berhenti melakukan hal-hal yang bertentangan dengan perintah Tuhan tidak hanya jika banyak mata yang memandang, tapi juga saat kita hanya berdua saja dengan Tuhan kita.

Adalah hubungan yang paling intim jika dengan Sang Pencipta kita mampu memantapkan diri secara lahir dan bantin untuk menjadi pribadi yang mulia, seutuhnya.

Semuanya harus mengerjakan PR ini bersama-sama, agar perjuangan berat yang ada selama menempuh pendidikan tidak hancur seketika dalam hitungan detik saja.

Splash after class is not a spirit to get high class.

(dnu, ditulis sambil menikmati segelas susu cokelat diiringi alunan merdu original sound track of timmy time, 25 April 2015, 09.30 WIB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun