Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cermin]: Pertikaian Haru di Toilet

7 Mei 2014   15:41 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia akan segera meninggalkan kantor ini, yang juga kantorku, dimana telah 9 tahun lamanya memberikan warna suka dan duka dalam hidupnya. Dia harus mutasi ke perusahaan lain, dan berkarya untuk lingkungan barunya.

Kami sering berantem di akhir-akhir waktu menjelang hari perpisahannya, tapi hanya saling berani berantem di BlackBerry (BB). Kalau ketemu face to face, ketawa-ketawa lagi, makan bareng lagi, bahkan malah nangis haha..

Ya, berantem karena memang sering tidak cocok atas suatu pendapat, lalu mengarah ke rasa sedih karena akan segera berpisah.

Dua kepribadian yang sangat bertentangan. BBMan bisa sepanjang-panjang jalan kereta tanpa ada kesimpulan dan kesepakatan. BBMan ga lihat waktu lagi, pagi, siang, sore, malam, sabtu, minggu tetep ada yang dibahas.

Kadang ngebahas hal ngga penting yang berujung adu mulut non verbal. Emoticon di BB udah sering ikut-ikutan. Mulai dari icon muka flat, marah, sangat marah, sampe icon talk to my hand! Dan senjata pamungkasnya adalah icon nangis banjir air mata. Dua-duanya saling adu banyak icon ini, dan tak satupun mengalah melihat lawan BBMnya berurai air mata hahaha...

Usai perang icon, kembali perang non verbal digelar. Dan kembali tanpa akhir yang jelas. Dua manusia ini saling ungkap pembenaran versi masing-masing. Aku dengan versiku, dia dengan versinya. Ngga akan pernah bisa nyatu, karena ini adalah kutub utara bertemu dengan kutub utara.

Dua hari menjelang kepergiannya ke perusahaan yang baru, kami bertemu, dia menyapa "Hai kamu ngga mau ngelihat aku?!!!" Nanya sambil marah.
Aku jawab "Hai juga, ngga mau!" Jawab sambil tutupin muka pake koran.

Bersitegang beberapa menit.

Akhirnya berpelukan. Lalu saya lari ke toilet, sambil nahan nangis hahaha...

Dia mengejar saya ke toilet, lalu kembali bersitegang, berantem lagi, adu mulut secara live, tapi.... sambil sama-sama nangis hahaha...

Entah apa sebenarnya yang kami ributkan disini... mungkin besarnya rasa kehilangan itulah yang membuat emosi bangkit tak terkendali dengan iringan air mata yang tak kunjung henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun