Tak ada lagi pembawaan ramai tapi lembut dari seorang Ayah yang akan ditemui di Masjid setiap harinya.
Namun akan tetap selalu ada dibenak saya dan anak-anak lainnya tentang perangai Ayah yang begitu sederhana namun tetap bersahaja.
Ayah pergi dengan begitu tiba-tiba.
Ayah pergi dengan tanpa merepotkan siapa-siapa.
Ayah pergi dengan bahagia sebagai tanda hidup Ayah yang tanpa beban asa.
Tetapi apakah Ayah tahu?
Pergimu telah mengagetkan seluruh alam raya.
Pergimu telah mengundang tangis alam semesta.
Pergimu telah menorehkan pilu di hati kami semua.
Namun Ayah patut bahagia,
Ditengah derai air mata yang mengiringi kepergiamu, berjajar banyak lapis barisan shaf anak-anak dan kerabatmu yang turut berdoa untuk melepasmu. Saat jasadmu terbujur kaku di masjid itu.
Masjid yang biasanya dengan gagah Ayah memimpin sholat kami.
Masjid yang biasanya dengan semangat Ayah memimpin pengajian kami.
Dan masjid yang telah menjadi saksi atas semua rangkaian amal baik yang Ayah tunaikan setiap hari.
....semua berkat amal solehmu yang telah kau rajut sepanjang hidupmu...
Hari ini tujuh hari sudah Ayah meninggalkan kami semua...
Anak-anak tetangga yang telah menganggapmu sebagai Ayahnya sendiri.
Dan perlakuan Ayah terhadap kami adalah sebagaimana bagi anak-anak kandungmu sendiri.
Semoga perjalanan Ayah dipermudah.
Diberikan tempat yang paling baik dan paling indah di sisi Allah SWT.
Kami semua anak-anakmu yang akan selalu merindu suaramu.
Selamat jalan Ayah, kami selalu menyertaimu di dalam doa.