Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Indonesia Mengajar dan Kelas Inspirasi, Air Mata Menggenang di Palembang

1 Desember 2014   18:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:20 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hallo ayuk, apa kabar?" "Ayuk Dewi lagi ngapain?" "Ayuk sudah sampai di Jakarta?" "Ayuk aku kangen ayuk..." "Ayuk kirimin foto ayuk dong ke hp aku..." "Ayuk kapan-kapan ke Palembang lagi ya, aku pengin ketemu ayuk lagi..." "Ayuk jangan ganti nomor hp ya..." "Ayuk kalau ganti nomor hp kabari kami ya..." Dan masih banyak sapaan-sapaan melalui sms yang sungguh menggetarkan hati saya dari anak-anak itu... Para tunas bangsa luar biasa di SDN 7 Palembang. Sapaanmu sungguh menggetarkan hatiku. Mereka meminta nomor handphone atau facebook saat kami usai menunaikan tugas sebagai relawan pendidikan. Dan ternyata, sapaan yang membuat terharu terus berdatangan sejak saya beranjak pergi meninggalkan Bumi Sriwijaya dan bergegas menuju kota Jakarta. "Ayuk, hati-hati ya di jalan... Semoga selamat sampai Jakarta..." Salah satu sms yang saya terima dan berhasil membuat saya menitikkan air mata di dalam kendaaraan menuju Bandar Udara Sultan Baddarudin II, Palembang. Anak-anak lucu nan menggemaskan yang tidak akan pernah bisa saya lupakan. Saya ingat benar bagaimana saat mereka menyambut kami sebagai tim relawan datang.Senyum manisnya, sapaan lembutnya, hingga genggaman erat tangannya yang sungguh akan senantiasa melekat sepanjang cerita. Suasana di kelas pun tak kalah serunya, mulai dari satu orang yang izin untuk buang air kecil tapi yang mengekor bisa sampai 10 orang. Ada juga yang hafal luar biasa dengan lagu kebanggaan daerahnya yaitu Gending Sriwijaya, dilantunkan bertiga dengan penuh cinta yang nyata. Satu anak mulai merebut buku cerita yang saya bawa sebagai bahan presentasi profesi, lalu anak lainnya berusaha meraih tiga buku berbeda yang masih ada di tangan saya. Sambil berlari mereka berkata "Ayuk... Aku mau baca cerita ini di depan kelas ya..." Satu per satu maju ke depan kelas untuk membaca... Saling beradu keras suaranya, seakan ingin menunjukkan pada Indonesia dan dunia bahwa ada kami disini calon penerus bangsa yang selalu semangat untuk belajar dimanapun dan kapanpun. Dengarkan suara lantangku, dan aku akan mengalahkan kerasnya suara halilintar saat hujan menjelang. Saya ingat benar bagaimana serunya kita berfoto bersama, saling berebut posisi semua ingin dekat dan bersanding dengan ayuk, dorong sana dorong sini seakan ayuk adalah milik mereka yang tak boleh dipegang siapa-siapa. "Ayuk foto yang banyak ya sama kami, untuk kenang-kenangan ayuk di Jakarta, biar ayuk dewi selalu ingat kami..." Mengharukan... Tanpa dimintapun kalian akan selalu ada di ingatan, langkah dan harapan masa depan ayuk. Sungguh bangga tak terkira ayuk bisa bertemu dengan generasi penerus bangsa dari SDN 7 Palembang. Permata Palembangku, cepatlah tumbuh besar, gapai cita-citamu, dan taklukanlah dunia dengan segala ilmu dan akhlak muliamu. Note : Ayuk adalah panggilan untuk kakak perempuan di Kota Palembang. Thx Kelas Inspirasi (dnu, ditulis di solaria, 28 September 2014, 16.18)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun