Sampai saat ini sampah masih menjadi salah satu dari sekian banyak pekerjaan rumah pemerintah yang belum terselesaikan. Sekaligus jadi momok yang paling menakutkan bagi sektor pariwisata dunia.
Di Indonesia sejumlah destinasi wisata seperti Pantai Kuta di Bali yang perlahan sirna keindahannya karena sampah yang berserakan di area pantai tersebut. Masalah pencemaran ini terjadi akibat kegiatan wisata yang mengabaikan kebersihan. Angka wisatawan yang meningkat akan menyumbangkan limbah berskala besar pula.
Pada tahun 1950 dari sembilan milyar ton plastik, namun hanya sembilam yang sukses di daur ulang. Bahkan laut lepas kerap di jadikan tempat pembuangan air akhir oleh masyarakat.Tidak heran banyak sampah plastik yang mengapung di tengah laut, karena jumlah sampah yang mengambang sudah sampai 80 persen. Penyumbang sampah tersebut berasal dari daratan.
Hal tersebut masih menjadi pertanyaan, akankah kegiatan wisata bebas sampah bisa di jalankan oleh para wisatawan? Menjawab pertanyaan tersebut, Adi Wibowo bersama Lab Tanya menciptakan program eksperimen Kota Tanpa Sampah. Program ini di gadangkan sebagai solusi masa depan tanpa sampah.
Kota Tanpa Sampah memiliki tujuan di mana masyarakatnya sebagai penghuni di tuntut untuk mejaga kebersihan, mengelola dan merawat secara bersama-sama.
Mengutip dari CNNIndonesia, Melalui riset dan eksperimen yang sudah di lakukan secara bertahap, Kota Sampah mendapatkan pencerahan bahwa sampah tidak bisa begitu saja di lihat sebagai pokok masalah. Sampah seharusnya di lihat sebagai indikator penilaian masalah.
Upaya yang dinilai ideal dalam mengurangi jumlah produksi sampah yaitu dengan menggunakan strategi pintu depan, tengah, dan belakang. Yang di maksud strategi pintu depan di lakukan dengan mengurangi sampah plastik. Strategi pintu tengah di lakukan  dengan cara memastikan tindakan produksi dan konsumsi,memperhitungkan agar tidak menghasilkan sisa makanan yang tidak perlu. Dan produksi pintu belakang yaitu upaya mendaur ulang. Strategi tersebut tidak hanya di aplikasikan di rumah tetapi juga di realisasikan ketika kita sedang berwisata.
Untuk mengurangi sampah saat berwisata sebaiknya sebelum mulai melakukan kegiatan wisata kita harus mengurangi barang bawaan yang nantinya akan menyebabkan sampah semakin meningkat. seperti membawa botol, tas kanvas, serbet dan barang lainnya dari rumah. Jangan terlalu banyak belanja di tempat wisata, agar sampah dapat di minimalisir. Terakhir, pisahkan sampah organik dan anorganik pada tempatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H