Mohon tunggu...
Dewi Nur Fitriani
Dewi Nur Fitriani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Sosiologi FISIP Universitas Jember

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ikan Pindang dan Ikan Asap di Desa Sumberejo, Kec. Ambulu Kab. Jember

26 Desember 2022   12:45 Diperbarui: 26 Desember 2022   13:46 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KELOMPOK 7 KELAS E3 :

1. Dewi Nur Fitriani 200910302022

2. Munika Duwi Anindia 200910302053

3. Roisatul Amalia 20091032094

4. Fillia Ardhin Hayyana 200910302112

Kabupaten Jember memiliki luas wilayah kurang lebih 3.293,34 km dengan panjang pantai kurang lebih 170 km. Kondisi geografis ini memberikan keuntungan tersendiri bagi kabupaten Jember dari sector wisata hingga sumberdaya kelautan yang terbentang di sepanjang pantai jember sehingga kabupaten ini memiliki potensi perikanan yang tinggi dan kemudian banyak terciptanya UMKM berbasis olahan hasil laut. Salah satunya seperti usaha yang didirikan oleh Nur Rahmat (70 tahun) di Kecamatan Ambulu. Beliau memulai usaha ikan pindang dan ikan asap pada tahun 1967 hingga sekarang. Pak Rahmat merintis usahanya dari 0 dan berkat ketelatenan dalam menjalankan usaha tersebut akhirnya usaha beliau dapat berkembang kemudian merambah sampai ke luar kota.

ikan yg digarami dan dibumbui kemudian diasapi atau direbus sampai kering agar dapat tahan lama. Setelah selesai pemasakan, biasanya ikan langsung disusun di dalam wadah. Wadah yang digunakan tersebut biasa disebut dengan besek. Besek merupakan tempat yang terbuat dari anyaman bambu bertutup dan berbentuk persegi panjang. Ikan pindang ini menjadi produk utama yang diolah oleh Pak Rahmat. Jenis ikan yang biasa diolah menjadi ikan pindang yaitu ikan tongkol, ikan kembung dan ikan layang. Selain mengolah ikan pindang, Pak Rahmat juga mengolah ikan asap. Ikan asap sendiri dihasilkan dengan menggunakan asap yang berasal dari pembakaran kayu atau bahan organik lainnya. Proses pengasapan itu sendiri merupakan kombinasi dari pemanasan dan penggaraman. Jenis ikan yang diolah menjadi ikan asap yaitu ikan banyar, ikan putihan, ikan layur dan cumi-cumi.

Pak Rahmat mengaku produksi ikan asap bersifat musiman dan Ia tidak memproduksinya setiap hari. Hal ini dikarenakan cuaca yang tidak menentu sehingga ketika ikan yang didapat sedikit, Pak Rahmat tidak dapat memproduksi ikan pindang dan ikan asap. Saat kami melakukan wawancara, kebetulan Pak Rahmat sedang tidak produksi ikan pindang dan ikan asap. Beliau mengatakan bahwa sudah kurang lebih satu bulan tidak produksi ikan asap dan ikan pindang dikarenakan sedang musim hujan sehingga jarang ada ikan meskipun ada jumlahnya pun sangat sedikit. Pada saat musim kemarau atau musim ikan biasanya hasil yang didapatkan cukup banyak dan para nelayan bisa mendapat kurang lebih sekitar 4-5 ton ikan dalam sekali berlayar, sehingga butuh waktu sehari semalam untuk mengolah ikan pindang dan ikan asap di tempat Pak Rahmat. Tetapi jika ikan yang di dapatkan sedikit maka produksi hanya membutuhkan waktu setengah hari saja.

Dalam pengolahan ikan pindang dan ikan asap, Pak Rahmat menerima pasokan ikan dari para nelayan setempat, jadi beliau sudah menjalin kerjasama dengan para nelayan di daerahnya. Para nelayan yang telah menjalin kersama dengan Pak Rahmat selama bertahun-tahun ini ada 5 perahu dan setiap perahu diisi oleh kurang lebih 20 orang. Dalam menjalankan usahanya ini, Pak Rahmat mempekerjakan para tetangga sekitar rumahnya yang berjumlah 20 orang, terdiri dari kurang lebih 15 orang perempuan, selebihnya adalah laki-laki.

Proses dalam pengolahan ikan pindang ini antara lain pemilihan bahan baku atau ikan yang akan diolah, mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam proses pemindangan, pencucian ikan yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran pada ikan, setelah melewati proses pencucuian lalu dilakukan penataan ikan pindang pada besek dan ditaburi dengan garam. Kemudian ikan yang telah disusun direbus diatas tungku dengan suhu 100 celcius hingga matang dalam waktu kurang lebih 15 menit, di dalam proses ini ikan pindang yang direbus harus benar-benar diperhatikan agar nantinya tingkat kematangannya juga sesuai. Setelah matang, ikan pindang harus melewati proses pendinginan dengan cara disiram menggunakan air bersih secara menyeluruh dengan tujuan mempercepat proses pendinginan karena ikan pindang akan langsung dipasarkan.

Sistem pemasaran dalam usaha ikan pindang dan ikan asap Pak Rahmat ini yaitu dengan cara langsung mendistribusikan ikan olahannya ke pasar, jadi ketika ikan sudah selesai diolah akan langsung dipasarkan. Ikan pindang dan ikan asap olahan Pak Rahmat ini tidak hanya dipasarkan di Kabupaten Jember saja melainkan sudah dikirim di luar kota seperti Nganjuk, Jombang, Surabaya, Malang, Kediri dan lainnya. Pada saat musim ikan, dalam sehari Pak Rahmat bisa mengirim hingga 2 mobil. Untuk ongkos kirim yang beliau tanggung dalam satu kali pengiriman yaitu sekitar Rp. 1.000.000 sampai Rp. 1.200.000. Harga ikan pindang dan ikan asap yang di produksi ini tidak menentu, tergantung dengan banyak sedikitnya ikan dan jenis ikannya. Kisaran harga satu ikat ikan olahan Pak Rahmat ini mulai dari Rp. 15.000 sampai Rp. 50.000 dalam satu ikat yang berisi 12 besek. Satu besek biasanya kurang lebih 5 ikan tergantung besar kecil ukurannya. Lalu untuk harganya sendiri perbesek jika sedang murah hanya dihargai sekitar Rp. 3.000, sedangkan jika harga sedang naik bisa terjual sampai dua kali lipat, yaitu Rp. 6.000,-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun