Mohon tunggu...
Dewinta Wulandari
Dewinta Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik, Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

[Surat Pembaca] Jatinangor, Kawasan Pendidikan yang Tidak Ramah Pejalan Kaki

10 Juli 2024   10:50 Diperbarui: 10 Juli 2024   10:53 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Memiliki empat kampus besar di dalamnya, Unpad, ITB, Ipdn, dan Ikopin tidak lantas membuat pemerintah kecamatan Jatinangor memperhatikan keamanan pada pejalan kaki. Padahal, dapat dikatakan bahwa mayoritas penghuni Jatinangor yang didominasi oleh mahasiswa merupakan pejalan kaki.

Sepanjang tahun 2022 hingga tahun 2024 dapat dilihat bahwa kecamatan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, bangunan-bangunan dengan nama brand makanan dan minuman terkenal mulai terlihat muncul di kawasan Jatinangor ini.

Dibalik perkembangan Jatinangor yang demikian cepat itu, nyatanya Jatinangor tetap menempatkan pejalan kaki pada posisi keselamatan yang rendah. Dilihat dari minimnya trotoar, penempatan zebra cross yang tidak tepat, hingga kesadaran pengendara akan keselamatan pejalan kaki yang rendah.

Padahal, perbincangan mengenai jalur pejalan kaki dan lalu lintas Jatinangor yang tidak ramah pada pejalan kaki selalu muncul setiap harinya. Namun, tetap tidak ada tanggapan maupun solusi dari pihak yang berwenang, hingga saat ini Jatinangor tetaplah tidak ramah pejalan kaki.

Bukan hanya keberadaan trotoar yang patut dipertanyakan, kesadaran pengendara kendaraanpun perlu dipertanyakan. Sudah tidak ada trotoar, space sempit dipinggiran jalan raya yang seharusnya digunakan bagi pejalan kaki tetaplah dirampas untuk memarkirkan kendaraan.

Bahkan, petempatan zebra cross yang tidak tepat turut berkontribusi dalam perwujudan kalimat "Jatinangor tidak ramah bagi pejalan kaki" zebra cross yang berada tepat di depan gedung kecamatan Jatinangor itu ditempatkan persis dekat dengan tikungan, sehingga tidak jarang penyebrang kaget akan kemunculan kendaraan besar secara tiba-tiba.

Tidak jarang para pengendara angkot turut mempersulit pejalan kaki, dengan berhenti tepat di zebra cross kerap mempersulit pejalan kaki untuk menyebrang.

Menjadi kecamatan tempat pendidikan, pihak berwenang yang ada di Jatinangor seharusnya turut memperhatikan dan memberikan solusi untuk mengatasi hal ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun