Mohon tunggu...
Dewi Murniati
Dewi Murniati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Terbuka

seorang mahasiswa yang ingin kembali menekuni dunia fiksi dengan segala imajinasi dan kreasi tanpa ada sensasi.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Istilah Imsak Ide Siapa?

25 Maret 2023   13:19 Diperbarui: 25 Maret 2023   15:12 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Dalam bulan Ramadhan kita sering melihat berbagai acara televisi menampilkan waktu shalat dan jadwal imsakiyah (imsak). Sebenarnya apa itu imsak?

Imsak merupakan sebutan untuk batas waktu sahur menjelang waktu shalat subuh. Hingga saat ini belum ada dalil rinci yang menjelaskan mengenai adanya imsak ini. Waktu imsak biasanya sekitar 10 menit sebelum masuk azan subuh. Islam sendiri hanya menjelaskan batas waktu makan dan minum dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 187 yang artinya:

Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam.

Surah tersebut menjelaskan bahwa tanda dimulainya puasa ialah ketika awal terbitnya fajar(subuh) sampai dengan matahari terbenam(maghrib).
Adapun dasar penggunaan dan diberlakukannya Imsak adalah mentafsiri dan men-ta'wil apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW berdasarkan riwayat Zaid bin Tsabit. Diriwayatkan dari Muslim bin Ibrahim, diriwayatkan dari Hisyam, diriwayatkan dari Qatadah, dari Anas, dari Zaid bin Tsabit RA ia berkata "Kami sahur bersama Nabi Muhammad SAW kemudian kami melakukan shalat (Subuh)" saya berkata; "berapa lama ukuran antara Sahur dan Subuh?" Nabi bersabda; "Seukuran membaca 50 ayat Al-Qur'an!"
Ada sedikit penafsiran makna yang melenceng mengenai hadist tersebut. Penambahan waktu imsak bukanlah hal mutlak. Perlu dipahami bahwa hikmah dari penambahan waktu imsak sebagai upaya berhati-hati (ihtiyath). Sehingga saat masuk waktu shalat Subuh, seseorang sudah tidak dalam keadaan makan dan minum yang dapat membatalkan puasanya.

Dijelaskan pula apabila salah seorang masih dalam keadaan makan atau minum tetapi adzan telah dikumandangkan, maka baginya tetap boleh menyempurnakan makan dan minumnya, sesuai dengan hadits berikut:

"Jika salah seorang di antara kalian mendengar adzan sedangkan wadahnya masih di tangan, maka janganlah dia meletakkannya hingga dia memenuhi kebutuhan dari makanannya." (HR Abu Dawud).

Adapun makan sahur juga merupakan pembeda antara puasa kaum muslimin dengan puasa kaum Yahudi dan Nasrani (ahlul kitab) sebagaimana yang diriwayatkan Amr bin 'Ash RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Perbedaan antara puasa kita (umat Islam) dan puasa ahlul kitab terletak pada makan sahur." (HR Muslim).

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa imsak bukanlah waktu mutlak seseorang mengakhiri sahurnya. Sebab waktu puasa yang dijelaskan dalam Al-Qur'an ialah sejak matahari mulai terbit hingga matahari terbenam. Disamping itu, bukan hal yang salah bila mengakhirkan makan sahur dan memberi jeda untuk bersiap sholat subuh.

Wallahu 'alam bi shawaf..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun