Mohon tunggu...
dewi mulyani
dewi mulyani Mohon Tunggu... Administrasi - Administrator

Belajar dan mencoba memberi manfaat

Selanjutnya

Tutup

Money

Geliat Industri Animasi Butuh Kompetensi

28 Mei 2022   20:52 Diperbarui: 29 Mei 2022   16:05 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Server besar dengan lampu kedap kedip warna warni di balik kaca bening yang menyambut di ruangan depan PT. KINEMA SYSTRANS MULTIMEDIA seakan hendak mengukuhkan bahwa anda memasuki kawasan big data, industri kreatif yang tak ada habisnya.  Berada di kawasan Nongsa Digital Park - Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau, Studio Infinite telah dikenal oleh dunia dalam kontribusinya pada film animasi.

Disinilah berbagai film animasi level internasional "dihidupkan" dan karakter animasi "digerakkan" Selamat datang di Infinite Studio. Berbagai film DisneyJunior, Netflix  dibuat disini. Sebut saja Jungle beat, The Octonouts, The Christmas Letters, Vampirina dan masih banyak lagi.

Saat penulis berkunjung ke dalam lokasi kerja, puluhan anak muda asyik di depan komputer dengan tugasnya masing-masing. Suasana kerja yang nyaman, tenang dan tak perlu berseragam.

Proyek pembuatan film animasi seakan tak ada habisnya. Satu-satunya kendala adalah masih sedikit anak muda yang memiliki kemampuan menjadi animator yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Bahkan SMK dengan kejuruan animasi pun tidak memiliki program yang sama dengan yang mereka butuhkan yaitu Maya. Sebuah kenyataan yang ironis dimana lagi-lagi kesempatan kerja yang begitu besar tidak diimbangi dengan skill.

Menurut mbak Bella dari bagian HR, kebutuhan SDM meningkat karena pesanan film dari luar negeri semakin banyak dan semua kejar tayang. Untuk memenuhi kebutuhan SDM nya, infinite studio memberikan training secara gratis dimana peserta training yang berhasil memenuhi kualifikasi nantinya akan langsung direkrut. Lagi-lagi menjadi sebuah ironi dimana kesempatan kerja yang begitu baik tidak diimbangi dengan ketersediaan skill yang mumpuni. Perusahaan harus berfikir keras untuk mendapatkan talent yang sesuai, sementara di luar sana pengangguran banyak tercipta.

Mau tahu siapa kontributor terbesar untuk Tingkat Pengangguran Terbuka di Kepri. Menurut rilis BPS, tingkat SMA dan SMK yang merupakan proporsi terbesar pengangguran di Kepri saat ini. Per Agustus 2021, TPT di Kepri untuk tingkat SMA adalah sebesar 11,75% dan SMK sebesar 9,95%.  Walaupun per Februari 2022 terdapat penurunan TPT Kepri namun angkanya masih tinggi dan diatas rata-rata nasional.

Permasalahan link and match pendidikan vokasi tak bisa selesai secara parsial. Industri pendidikan harus mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar. Jika tidak maka Kepri hanya akan jadi penonton di tengah mengglobalnya industri kreatif.

Peningkatan skill generasi muda yang mencintai industri kreatif perlu didukung dengan menyediakan pelatihan yang sesuai baik di lembaga pelatihan, pelatihan di dunia usaha, ataupun melalui Pemagangan.

Kerjasama dan sinergi pemerintah, swasta, dunia usaha dan masyarakat diperlukan untuk menghilangkan gap antara demand and supply ketenagakerjaan. Mari wujudkan produktivitas dan kompetensi generasi muda Kepri melalui berbagai upaya pelatihan dan peningkatan kompetensi menuju Indonesia Unggul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun