-Jokowi tak lebih dari boneka PDIP -
Setiap kali pemilihan umum, para pengusaha yang ingin usahanya aman, akan mendekati partai atau calon presiden yang potensial untuk mendapatkan akses. Sejarah politik memang sering menunjukkan adanya hubungan saling menguntungkan antara pengusaha dan partai atau simbiosis mutualisma. Hubungan itu seringberdampak pada sistem pemerintahan bila partai tersebut menjadi penguasa.
Ketika SBY menjadi media darling di tahun 2004 dan rakyat Indonesia akhirnya memilih mantan Menteri ESDM itu menjadi Presiden Indonesia, banyak pengusaha yang mendekati dia. Diantaranya adalah pengusaha grup Para yaitu Chairul Tanjung dan pemilik grup Berca yaitu Hartati Murdaya Poo yang akhirnya ‘diceraikan’ oleh SBY setelah kasus korupsi bupati Buol.
[caption id="attachment_330531" align="aligncenter" width="307" caption="Jokowi cium tangan Megawati/detik.com"][/caption]
Memang menjadi kekhawatiran bahwa Presiden terpilih yang disokong –disumbang- oleh para pengusaha nanti berhutang budi pada para pengusaha itu. Harusnya seorang calon presiden boleh saja dekat dengan pengusaha tapi bukan berarti kalau sudah jadi presiden bisa disetir oleh pengusaha dan tidak independen.
Baru-baru ini PDIP mengumpulkan sekitar 60 pengusaha di Lenteng Agung. Sebenarnya, jumlah pengusaha yang diundang berjumlah 70 orang. Dahsyatnya, Partai Banteng itu mengumpulkan para pengusaha sehari sebelum PDIP menetapkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden.
Banyak yang menyayangkan dan mempertanyajkan langkah kasar PDIP ini. Ini membuktikan partai ini sangat membutuhkan para pengusaha untuk menggolkan Jokowi menjadi Presiden. Ini wajib diwaspadai jika Jokowi terpilih, bisa jadi dia tersandera oleh kepentingan pengusaha dan partainya sendiri.Warna partai di Jokowi amat kental.
Ini juga diperparah oleh hubungan Jokowi dengan Megawati. Ditengarai Megawatimemang “menyetir” Jokowi sedemikian rupa dan Jokowi adalah sosok yang patuh luar biasa pada partainya itu. Apalagi dalam pertemuan dengan pengusaha di Lenteng Agung itu, Jokowi tidak hadir.
Mohon dicatat, ketika Megawati menjadi presiden, partai ini kedodoran untuk masalah ekonomi. Indosat dijual, kasus BLBI sampai pasir laut ada di era Megawati. Dari gambaran yang sudah ada, Jokowi amat didominasi oleh partainya, bisa jadi malah dikebiri. Jadi tak heran jika dia benar-benar menjadi presiden, mungkin ia tak akan lebih baik pada era SBY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H