Data dari Kementrian Dalam Negeri Jerman ditemukan fenomena menarik. Menurut dw Indonesia yang menyajikan berita itu menyebutkan bahwa selama pandemi Covid-19 berlangsung, ada peningkatan kegiatan ekstremisme kanan dan kiri di Jerman.
Laman itu menyebut bahwa ada peningkatan serangan / kekerasan yang bersifat fisik yaitu sekitar 10 persen dari seluruh kelompok ekstremis. Data itu juga menyebut bahwa jumlah itu adalah kontribusi sekitar 40% dari 33.300 ekstremis kanan. Sementara itu ekstremiskiri juga meningkat  yaitu menjadi 34.300 dari  33.500 kelompok dibanding setahun sebelumnya.
Data ini mau tidak mau membuat otoritas Jerman meningkatkan kewaspadaan. Padahal negara itu juga sering 'direpoti' dengan berbagai masalah seperti imigran dari berbagai negara dan lain sebagainya.
Ototitas juga menyebut bahwa pandemi corona memang memperburuk situasi. Kelompok-kelompok itu mempromosikan anti-lockdown sebagai perlawanan kepada pemerintah setempat. Promosi mereka tidak hanya di dunia maya seperti facebook, tapi juga menggunakan semua spektrum komunikasi dalam jaringan digital termasuk dalam whatsapp dan telegram seperti yang pernah digunakan oleh ISIS dalam mempromosikan program-program mereka.
Fenomena ini menjadi gambaran kepada kita bagaimana sebenarnya terorisme dan ekstremisme sebenarnya tidak pernah surut dalam keadaan apapun. Corona seakan memberi kesempatan kepada mereka untuk lebih berani mengajak siapapun untuk bersimpati kepada mereka termasuk ikut serta dalamkegiatan mereka. Sehingga mau tidak mau negara seperti Jerman masuk dalam kesiapsiagaan untuk melawan terorisme.
Indonesia  juga berada dalam kesiapsiagaan itu. Seperti kita bisa melihat beberapa minggu lalu ada penangkapan kelompok radikal di beberapa daerah. Mereka ditengarai tengah merumuskan tindakan untuk menyerang kelompok kafir dan aparat keamanan yang mereka anggap thogut.
Karena itu tidak salah jika pada awal Januari lalu pemerintah kita menetapkan Perpres soal Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Terorisme (RANPE) Nomor 7 Tahun 2021.
Perpres itu seakan menegaskan kepada kita bahwa pada situasi sulit dan kapanpun, ekstremisme akan selalu menjadi ancaman. Seperti halnya Jerman yang menemukan bahwa ektremisme meningkat saat Pandemi terjadi.
Ranpe seakan mengingatkan juga kepada kita bahwa ekstremisme yang berbasiskan kekerasan seharusnya menjadi musuh kita semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI