Indonesia sudah  berumur 73 tahun. Sebagai sebuah bangsa umur bangsa kita masih dikatakan muda. Karena banyak Negara yang sudah berumur jauh melampaui Indonesia. Amerika Serikat umpamanya.
Seperti halnya kehidupan, Indonesia juga alami pasang surut.  Sejak perjuangan sampai kemerdekaan kita  harus menghadapi banyak hal. Mulai dari agresi Belanda I , Agresi II dan beberapa kejadian seumpama Pemberontakan PKI dan lain sebagainya. Semuanya bisa kita atasi dengan baik.
Kita sekarang sampai pada masa dimana segala sesuatu bersifat terbuka. Atau dipaksa untuk terbuka. Karena kemudahan teknologi. Membuat pengaruh itu menjadi hal yang amat mudah. Pengaruh dari barat ke timur atau dari timur ke barat dan lain sebagainya.
Ada yang mengatakan bahwa zaman ini adalah zaman rekonstruksi. Zaman dimana modernisasi dan pencitraan sangat mengemuka untuk meraih tujuan tertentu. Pada zaman ini amat mudah bagi seseorang untuk merekonstruksi sesuatu sehingga sesuai dengan kemauannya atau citra yang diingininya. Jika menyangkut rekonstruksi fisik, seseorang dengan berbagai tambah-tambahan, bisa membuat sesuatu yang awalnya buruk menjadi baik. Atau seakan baik.
Rekonstruksi pada bidang sosial di masa ini dapat ditempuh dengan menambah data-data palsu dan beberapa hal, yang tak sesuai dengan kenyataan. Melibatkan teknologi. Pada akhirnya bisa berupa hoaks karena melibatkan peran media sosial dimana rekonstruksi menjadi semakin rumit , massif dan terkadang jahat. Padahal hal yang direkonstruksi itu jauh dari wujud aslinya.
Ini menjadi tantangan tersendiri bagi generasi yang ingin membuat bangsa ini menjadi baik. Atau lebih baik dibanding masa lalu. Cara untuk mewujudkan menjadi lebih sulit karena banyak hambatan. Melawan rekonstruksi-rekonstruksi yang mungkin tidak selamanya baik.
Karena itu, generasi muda termasuk para santri harus tetap berjuang dengan gigih dan lebih cerdas untuk dapat mewujudkan kondisi Indonesia yang lebih baik.
Karena itu resolusi jihad menjadi sangat relevan untuk masa sekarang ini. Meski resolusi jihad dicetuskan oleh KH Hasyim Ashari pada 1945 sebagai upaya melawan penjajahan atau musuh, tapi masih sangat relevan untuk masa kini. Malah menjadi titik krusial karena jaman yang penuh dengan rekontruksi seperti sekrang ini menuntut daya yang ekstra untuk mempertahankan sesuatu yang murni dan agung. Musuhnya adalah pencitraan, kabar bohong, upaya memecah belah bangsa dan  lain sebagainya.
Karena itu kaum millennial temasuk santri millennial dan seluruh generasi muda, diharapkan untuk lebih keras berjuang melawan semuatantangan tersebut. Indonesia harus lebih baik dari masa lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H