Mohon tunggu...
dewi mayaratih
dewi mayaratih Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Islam dan Al-Quran, Pembawa Semangat Damai

12 Juli 2018   07:30 Diperbarui: 12 Juli 2018   07:33 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
charterforcompassion.org

Kita tahu bersama dalam cerita pergerakan Rasulullah menegakkan ajaran Islam, beliau selalu menomorsatukan perdamaian daripada peperangan. Kita akan menemukan banyak ayat dalam Al-quran yang meminta umat membangun perdamaian sebelum menempuh jalan perang.

Dalam QS. Al-Mu'minun : 96 Allah memint umat mengedepankan kedamaian dan berbuat kebaikan serta menolak berbuat jahat atau keji dan sekali lagi berbuat lebih baik. Dalam Al-Qur'an juga disebut bahwa kita diharapkan untuk menjauhi orang-orang yang berbuat jahat dengan mengatakan perpisahan atas mereka QS. Az-Zukhruf : 89. Dalam QS. Al-Muzammil : 10 juga disebutkan bahwa umat disarankan untuk bersabar terhadap mereka (yang jahat) dan menjauhinya dengan cara yang baik. Itu semua adalah sikap teladan Rasulullah untuk menghindari permusuhan dan konflik.

Terkadang dalam situasi tertentu, tuntutan untuk berperang memang tak bisa dihindari tapi sekali lagi jika kita dihadapkan pada situasi seperti itu, Allah tetap meminta kita untuk mendahuluka negosiasi secara damai terlebih dahulu. Surat Al-Baqarah ayat 190 berkata bahwa bahwa "Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas. Tapi harus diingat bahwa perang adalah jalan terakhir yang terpaksa jika mendapat serangan musuh. 

Islam mengandung makna damai dari kata salam yang secara konseptual punya kandungan makna pasrah. Al-Qur'an sendiri menganjurkan manusia untuk saling mendukung dan tidak diperkenankan saling bermusuhan. Allah dalam ajaran Islam menganjurkan kata ishlah atau jalan damai lebih dahulu.

Jadi tidak dipungkiri bahwa Islam selalu menganjurkan perdamaian bagi umat manusia dan ayat-ayatnya selalu mengandung kebenaran. Kalaupun ada ayat-ayat perang dalam Al-Qur'an , umat harus memahaminya dengan benar agar melahirkan pemahamannya juga benar. Jika umat memahami secara salah dan serampangan maka akan menghasilkan pemahaman yang salah.

Jika diartikan secara salah maka kemungkinan punya pemahaman radikal akibat memahami secara salah terhadap ayat-ayat perang yang ada dalam Al-Qur'an tersebut. Kita bisa melihat banyak sekali orang atau pihak yang pemahamannya kurang terhadap agama mencuplik sana sini dan ditulis di media sosial dan dikutip oleh banyak orang. Tak jarang kutipan dengan wawasan yang salah itu kemudian viral dan membangkitkan rasa tertentu (marah) pada umat  yang memahaminya sepotong-sepotong.

Kita harus percaya sepenuhnya pada Al-Qur'an karena di dalamnya terkandung kebenaran, termasuk ayat-ayat perang dan ayat-ayat damai yang terkandung di dalamnya. Tetapi kita harus ingat bahwa semua harus sesuai dengan konteks selain itu Islam adalah agama damai. Al-Qur'an selama ini adalah kitab, panduan dan petunjuk yang ramah.

Tapi sangat disayangkan banyak kelompok yang membuat penafsiran ayat-ayat perang itu secara salah, semena-mena, kaku dan serampangan sehingga keluar dari spirit awalnya. Sehingga Al-Qur'an yang harusnya punya semangat ramah jadi terkesan marah. Ditambah banyaknya terror dan tindakan radikal lainnya yang mengancam orang atau pihak lain.

Karena itu pada jaman yang banjir informasi seperti sekarang ini, sebagai umat Islam hendaknya kita selalu ingat kebenaran yang terkandung di Al-Qur'an dan semangat Islam yang pembawa damai itu. Jangan sampai ayat-ayat perang seperti jihad di Al-Qur'an ditafsirkan secara tak tepat sehinngga menutup kesan bahwa Islam dan Al-Qur'an itu bersemangat damai dan ramah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun