Mohon tunggu...
dewi mayaratih
dewi mayaratih Mohon Tunggu... Konsultan - konsultan

suka nulis dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila adalah Jalan Tengah Pemersatu Bangsa

28 Maret 2018   22:24 Diperbarui: 28 Maret 2018   22:35 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam konteks negara, agama berperan sangat penting. Dalam catatan sejarah pembentukan negara Indonesia, tema yang sangat diperdebatkan adalah posisi agama dikaitkan dengan negara. Diskusi-diskusi (yang keras) memperlihatkan bahwa Indonesia akan mengambil posisi sebagai apa; apakah sebagai negara sekuler atau sebagai negara agama. Karena kita tahu bersama bahwa sebagaian besar rakyat Indonesia menganut agama Islam atau muslim.

Pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dikenal sebagai Dokuritsu Junbii Chosakai yang dibentuk oleh Jepang dan dipimpin oleh KRT Radjiman Wedyodiningrat punya anggota sebanyak 62 orang. 

Dalam sidang-sidangnya tertulis bahwa terjadi pertentangan antara kaum nasionalis sekuler dan nasionalis muslim (Faisal Ismail), kebangsaan, Islam dan ideologi sekuler yang berasal dari baratyang dimotori oleh AMW Pranarka. Menurut salahsatu orang saksi yang ada dalam pertemuan itu adalah adalah pertentangan kaum Nasionalisme, Islam dan Marxisme.

Perdebatan dan diskusi panjang di BPUPKI itu akhirnya mencapai titik kompromi. Di titik itu semua pihak akhirnya menerima dengan Pancasila. Karena itu sering disebutkan bahwa Pancasila sebagai jalan tengah. Ini adalah jalan terbaik bagi semua pihak, baik bagi nasionalis, Islam dan kaum Sosialis. Kaum-kaum yang berneda pandangan politik, berasal dari etnis dan keyakinan yang berbeda akhirnya bersepakat.

Pancasila jadi dasar sekaligus langit yang menjejak sekaligus menaungi semua keragaman dan memberikan jaminan tentang tekad hidup dalam NKRI. Pancasila inilah sejatinya yang menjadi perekat kokohnya negara persatuan. Sebelumnya Indonesia adalah berupa bagian-bagian terserak dengan banyak perbedaan.  

Kini Pancasila yang digali oleh para konseptor negara kita dari nilai-nilai luhur lokaldan dari semangan keagaamaan yang kita anut masih bertahan sampai sekarang. Dari Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa sampai Sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Rakyat Indonesia. 

Sehingga tidak sepaturnya jika satu pihak merasa lebih tinggi dari yang lain atau merasa bisa lebih berkuasa dari yang lain sehingga memaksakan kehendak, baik kekuasaan sampai keyakinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun