Mohon tunggu...
Dewi Maulana Sari Pittu Batu
Dewi Maulana Sari Pittu Batu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Simple, love music,movie and my family most.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sadarkah Anda akan Peran Bahasa Indonesia?

20 September 2012   03:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:12 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sebagaimana disebutkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (2012) pada Indonesia’s Official Tourism Website, Indonesia memiliki keanekaragaman suku terbanyak di dunia. Dikatakan pula bahwa jumlah suku yang bermukim di Indonesia mencapai 740 suku, di mana seluruh suku bangsa tersebut tersebar di antara banyaknya pulau-pulau di Indonesia yang mencapai 17.508 pulau yang terdiri dari 5 kepulauan besar, 30 kepulauan kecil dan sekitar 9.634 pulau yang belum diberi nama. Keanekaragaman tersebut juga menyebabkan banyaknya bahasa serta dialek yang digunakan di Indonesia, yakni 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan di Indonesia.

Manusia telah diciptakan sebagai makhluk sosial sehingga setiap manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa sesamanya. Masing-masing orang bergantung pada orang lain dan lingkungan sosialnya, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Setiap manusia harus berinteraksi dengan sesamanya maka dari itu dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain, di mana hal ini memerlukan perantara bahasa.

Perbedaan bahasa antar suku yang bermukim di Indonesia dulunya tentu menyulitkan setiap individu untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Oleh karena itu, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki peran yang sangat besar dalam membantu memudahkan kegiatan berkomunikasi dan merupakan ciri khas yang mengidentifikasikan bangsa Indonesia.

Saya lahir di kota bernama Tanjung Balai, Sumatera Utara, bahasa yang digunakan adalah bahasa melayu dengan dialek ‘o’. Bahasa tersebut saya gunakan baik di rumah maupun di sekolah bersama teman-teman karena sejak lahir hingga menyelesaikan bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) saya bermukim di daerah tersebut, kemudian saya hijrah ke Medan, Sumatera Utara untuk melanjutkan pendidikan saya di Sekolah Menengah Atas (SMA). Walaupun masih berada dalam satu provinsi, namun dialek serta bahasa sehari-hari yang digunakan antara dua kota tersebut sangat berbeda. Saya sangat bersyukur dengan adanya bahasa Indonesia yang dapat membantu dalam menjalin komunikasi yang baik dengan teman-teman di sekolah sebelum saya kemudian dapat menyesuaikan diri dengan dialek di kota tersebut.

Selama menempuh jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA saya juga banyak memiliki teman yang berasal dari etnis Tionghoa, di mana mereka kebanyakan menggunakan bahasa Hokkian dalam berkomunikasi. Dugaan saya yang menjadi alasan adalah karena kebanyakan dari mereka menerima bahasa tersebut sebagai bahasa ibu di keluarganya, sama seperti suku-suku lain di negeri ini. Beruntungnya dengan adanya bahasa Indonesia, komunikasi yang baik dengan mereka juga dapat terjalin.

Setelah menyelesaikan Sekolah Menengah Atas saya hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Di kota ini saya kembali lagi harus menyesuaikan diri dengan bahasa dan dialek yang ada karena adanya perbedaan dialek yang digunakan. Di Jakarta pun kembali Bahasa Indonesia telah menjadi penyelamat saya dalam menjalin komunikasi awal yang baik dengan teman-teman.

Setelah hijrah di tiga kota yang berbeda-beda di wilayah Indonesia saya baru menyadari betapa besar peran bahasa Indonesia dalam kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Banyak istilah-istilah yang sama dalam tiap daerah namun memiliki arti yang berbeda-beda. Sebagai contoh, saya pernah hampir mengalami salah paham dengan salah seorang teman di Jakarta ketika menggunakan kata ‘payah’, di mana di kota Medan ‘payah’ biasanya digunakan untuk mengungkapkan rasa sulit terhadap suatu hal, misalnya soal ujian yang payah. Namun ketika saya menggunakan istilah tersebut di Jakarta teman saya menjadi cukup sensitif karena ternyata kata ’payah’ sendiri memiliki kesan yang negatif. Untungnya kami segera dapat meluruskan permasalahan dengan saling menjelaskan maksud yang sebenarnya dengan menggunakan bahasa Indonesia tentunya.

Saya cukup prihatin ketika sedang pulang kampung ke rumah nenek dan kakek saya di desa Silalahi, Kecamatan Silalahi, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Desa yang terkenal dengan keindahan Danau Toba nya ini dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa batak dalam berkomunikasi. Bahkan anak-anak yang dalam usia sekolah juga berbicara dengan bahasa batak. Jika sedang berkunjung ke sana saya cukup kesulitan untuk berkomunikasi dengan saudara-saudara yang ada di sana. Sementara bahasa adalah media untuk bersosialisasi, yang artinya tersampaikan atau tidaknya informasi tergantung dari kemampuan bahasa.

Pada dasarnya penduduk di desa tersebut mengerti bahasa Indonesia dengan baik. Namun karena penggunaannya yang jarang, mereka mengaku canggung untuk berbicara dengan bahasa Indonesia. Berhubung saya juga kurang fasih berbahasa batak, maka kami pun biasanya menggunakan dua bahasa sekaligus dalam berkomunikasi. Penduduk di daerah tersebut akan berbicara dengan bahasa batak kemudian saya membalas dengan bahasa Indonesia. Namun cara tersebut juga sulit dilakukan jika harus melakukan komunikasi dengan para lanjut usia. Mereka cenderung kurang mengerti bahasa Indonesia ditambah lagi dengan pendengaran yang mulai berkurang. Untungnya saya masih dapat mengerti sekelumit bahasa batak dan dapat berbicara walaupun tidak dapat mengucapkan dengan sangat fasih, kendala bahasa ini memang membuat proses komunikasi menjadi cukup melelahkan.

Yang paling saya sayangkan adalah kepada para kaum muda yang ada di sana. Jika akan tetap bermukim di desa yang sama hingga hari tua mereka, mungkin minimnya kemampuan bahasa di daerah tersebut bukanlah masalah, tetapi ketika tiba saatnya merantau untuk melanjutkan pendidikan ataupun bekerja bagaimana?

Saya pribadi sangat mendukung jika setiap orang dapat melestarikan budayanya masing-masing. Dalam hal ini termasuk menjaga kelestarian bahasa daerah masing-masing. Karena menurut saya setiap bahasa dan dialek yang ada memiliki keindahan tersendiri dan secara tidak langsung dapat menggambarkan karakter dari setiap suku yang menggunakannya. Namun alangkah baiknya jika bahasa daerah tersebut dapat terpelihara dengan baik dan kemudian membentuk suatu kesatuan dengan adanya bahasa Indonesia. Dengan demikian kemana pun kita pergi bahasa daerah akan tetap terjaga dan komunikasi antar suku dapat berjalan dengan baik pula.

Dengan banyaknya dialek serta bahasa yang digunakan di Indonesia, tanpa adanya bahasa persatuan bahasa Indonesia tidak mungkin untuk dapat saling salah paham satu sama lain, yang mana dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Saya merasa bahwa peranan bahasa Indonesia bagi negara ini sungguh besar, marilah kita lanjutkan  dengan memberikan yang terbaik..

Dengan peran yang begitu besar sudah selayaknya kita sebagai bangsa Indonesia yang baik bangga dan cinta akan Bahasa Indonesia. Begitu banyak perbedaan bahasa dan dialek dari Sabang hingga Merauke namun kita semua mampu dipersatukan oleh Bahasa Indonesia. Maka dari itu sudah selayaknya kita mengerti dengan baik bahasa kesatuan bangsa kita karena sangat miris bila bangsa lain lebih mengerti mengenai bahasa Indonesia dibanding kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun