Mohon tunggu...
Dewi Mariana Siahaan
Dewi Mariana Siahaan Mohon Tunggu... Guru - Educator

Live Your Life To The Fullest

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kolb's Experiential Learning

10 Desember 2021   23:56 Diperbarui: 11 Desember 2021   00:15 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

David Allen Kolb teoretikus pendidikan yang lahir di Amerika pada tahun 1939, dengan latar belakang seorang filosof beraliran Humanistik yang berfokus pada sisi perkembangan manusia. Kolb mengembangkan teorinya berdasar pada ide-ide dari filsuf terdahulunya seperti John Dewy, Jean Piaget, Kurt Lewin, dan beberapa filsuf lainnya.

Teori yang dikenal dari Kolb adalah Experiental Learning Theory (ELT). ELT banyak digunakan oleh peneliti di bidang pendidikan untuk menelaah keterampilan/ ide baru yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Teori ini lebih mementingkan adanya proses belajar yang terjadi pada siswa dibandingkan dengan hasil belajar. Sehingga, Kolb menggambarkan teori ini dengan Siklus. ELT perlu mengikuti 4 elemen siklus yang perlu dilakukan secara berulang untuk melihat perubahan yang terjadi.

Keempat siklus tersebut adalah:
1. Concrete Experience (emotions)

2. Reflective Observation (watching)

3. Abstract Conceptualization (thinking)

4. Active Experimentation (doing)
Melalui keempat siklus tersebut, anak akan mengembangkan ide-ide baru melalui pengalamannya sendiri. ELT tidak hanya berguna bagi anak-anak, namun juga bermanfaat bagi orang dewasa. Teori ini membantu orang dewasa untuk mengalami proses belajar melalui pengalamannya sendiri. Hal itu mendukung mereka untuk memiliki keterampilan-keterampilan baru melalui proses belajar tersebut. Melalui ELT, orang dewasa mengembagkan gagasan baru dan membentuk satu tindakan yang positif.

Namun disisi lain, proses belajar yang terjadi melalui ELT akan bersifat terbatas. Dengan berdasar pada pengalaman pribadi yang dimiliki sosok individu, proses belajar memiliki ruang lingkup yang kurang luas. Pengalaman belajar jauh dari sifat kaya akan pengetahuan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun