Mohon tunggu...
Dewi Mariana Siahaan
Dewi Mariana Siahaan Mohon Tunggu... Guru - Educator

Live Your Life To The Fullest

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tahapan Perkembangan Psikososial Menurut Erik Erikson

26 November 2021   22:42 Diperbarui: 26 November 2021   22:53 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Erik Homburger Erikson seorang psikoanalisi yang sebelumnya menjadi guru seni di salah satu sekolah swasta di Wina. Erik lahir di Frankfurt, Jerman pada 15 Juni 1902. Ia dibesarkan oleh ibu dan ayah tirinya, sehingga Ia tidak mengenal identitas ayah kandungnya. Dengan apa yang sudah Ia alami sejak kecil, membentuk Ia menjadi pribadi yang memiliki krisis identitas.
Pengalaman hidup yang Ia alami, mendorongnya untuk mengembangkan teori tahap perkembangan manusia yang telah dirintis oleh Fraud. Teori tersebut dikenal dengan Tahap Perkembangan Psikososial. Pembagian tahapan pada teori tersebut didasari dari periode waktu tertentu:

Bayi (0-1 tahun),
balita (2-3 tahun),
pra-sekolah (3-6 tahun),
usia sekolah (7-12 tahun),
remaja (12-18 tahun),
pemuda (usia 20-an),
separuh baya (akhir 20-an hingga 50-an),
dan manula (usia 50-an dan seterusnya.

Erik percaya bahwa pada periode waktu tersebut, karakteristik manusia akan mengalami tahapan perkembangan secara psikososial. Pada setiap tahap, manusia akan mengalami masa krisis psikososial yang dapat memiliki hasil positif atau negatif bagi perkembangan karakteristik. Jika Ia berhasil melewati satu tahap dengan hasil yang positif, maka Ia akan memiliki karakteristik dasar yang kuat dan positif, begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu, Erik menyebutkan ada 2 karakteristik yang bertolak belakang pada setiap tahap perkembangan:

Kepercayaan vs Ketidakpercayaan
Otonomi vs Rasa malu dan keraguan
Inisiatif vs Rasa Bersalah
Ketekunan vs Rasa rendah diri
Identitas vs Kebingungan peran
Keintiman vs Isolasi
Generativitas vs Stagnasi
Integritas vs Keputusan

Pada tiap tahapan, manusia akan memilih karakteristik seperti apa yang ingin mereka miliki (positif atau negatif).
Jika mereka gagal membentuk karakter positif dalam dirinya pada satu tahapan tertentu, maka Ia akan kesulitan membentuk karakter positif pada tahapan selanjutnya.

Dengan keterangan rentang usia pada tiap tahapannya, maka Teori ini sangat relevan dengan kenyataan yang ada pada kehidupan sosial manusia. Teori ini mendorong setiap individu untuk memiliki karakteristik yang positif sehingga memudahkan individu tersebut menghasilkan kepribadian yang positif. 

Perkembangan Jasmani merupakan salah satu perkembangan yang sangat diharapkan orang tua pada anak-anak mereka. Namun Erik Erikson juga berpendapat, perkembangan psikososial juga penting. Bagaimana tahap perkembangan anak dalam lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial anak tersebut akan berpengaruh pada tahapan perkembangan psikososialnya. Orang tua diharapkan mampu mendorong anak untuk berkembang secara positif dalam tahapan-tahapan yang ada untuk membentuk satu pribadi yang utuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun